Senin, 26 Desember 2016

Sombong Berujung Malu

Sombong Berujung Malu
Suatu hari, seorang filsuf pintar menaiki perahu kecil ke suatu tempat. Ia tidak sendiri, melainkan ditemani seorang nelayan. Perjalanannya cukup jauh, sehingga ia merasa bosan. Karena itu, ia pun mengajak ngobrol pada sang nelayan.
Filsuf bertanya pada nelayan, ”Kamu ngerti filosofi, gak?”
“Nggak tuh,” jawab nelayan.
“Wah! Sayang sekali, berarti kamu udah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan.”
“Kalo matematika, ngerti gak?” Filsuf tersebut bertanya lagi.
“Nggak juga,” Si nelayan menyahut.
Filsuf itu menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Kamu gak ngerti matematika? Berarti kamu udah kehilangan lagi setengah dari kehidupan.”
Si nelayan cuek. Ia terus mengerjakan tugasnya – mengendalikan kapal. Walau tak dipungkiri, hatinya agak sebal juga.
Tak lama kemudian ada badai. Angin dan ombaknya begitu besar. Perahu pun terombang-ambing. Bahkan perahu tersebut telah kemasukan air.
Sang filsuf nampak gemetar. Melihat lagak penumpangnya, sang nelayan bertanya, “Bisa berenang gak, Pak?”
Filsuf itu menggeleng, “Nggak.”
“Hahaha, berarti Bapak udah kehilangan separuh dari kehidupan!” Si nelayan tertawa puas.
“Please, tolong saya!”
“Minta tolong deh sama Allah Swt.”
“Allah Swt?” Filsuf bingung.
“Kenapa?” Sang nelayan ikut keheranan, “Jangan-jangan, Bapak juga tidak tahu Allah Swt?”
“Tidak.”
“Kalau begitu, siap-siap aja. Bapak akan kehilangan seluruh kehidupan!” pungkas nelayan begitu kapal hampir tenggelam.
Si filsuf memasang muka pucat, “…..”
Pesan moral:
Semestinya kelebihan itu membuat pemiliknya rendah hati, bukan malah sombong. Sebab, sehebat-hebatnya kita… tak semua hal bisa dikuasai dan digenggam. Lagipula masih ada yang lebih hebat. Entah itu makhluk lain atau tentu saja, Allah Swt, yang Maha Kuasa lagi Bijaksana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar