Senin, 26 Desember 2016

Pengkhianatan Terbesar Dalam Hidup Manusia

Pengkhianatan Terbesar Dalam Hidup Manusia
Percaya atau tidak, pada akhirnya kita semua akan dikhianati oleh sesuatu yang sama sekali tidak kita inginkan.

Kehidupan sehari-hari membawa kita pada berbagai pengalaman yang tidak mengenakkan. Kita seringkali dikhianati, dibohongi, dan dimanipulasi baik secara sadar maupun tidak sadar. Bahkan setelah membeli buah-buahan kita merasa dibohongi karena buah-buahan yang kelihatan segar ternyata busuk di dalam. Kehidupan politik dan percintaan juga demikian. Banyak politisi yang terlihat cemerlang dan menyegarkan dalam menata kehidupan masyarakat tetapi pada akhirnya banyak pula yang terkena ciduk oleh KPK.


Bagaimana dengan kehidupan percintaan? Jangan tanya, amat banyak pengkhianatan disitu. Mulai dari yang tadinya hanya sekedar teman menjadi sekedar teman tidur-tiduran entah apa sebabnya. Mungkin saja seseorang bisa bosan dengan pasangannya yang selalu memberikan kehidupan dan treatment yang monoton. Kita kan manusia jadi tidak mungkin kita hidup monoton seperti mesin. Namun, bukan berarti perselingkuhan dikatakan baik. Haruslah dicari cara supaya hati itu tertata dengan baik dan tahu arah jalan pulang. Jangan tersesat di jalan.

Dua contoh pengkhianatan di atas dilakukan oleh manusia untuk manusia. Manusia satu menyakiti manusia yang lain. Namun, ada suatu alasan yang membuat kita harus tabah pada kematian karena akhirnya pengkhianatan itu akan dibalas oleh sesuatu yang bukan manusia yaitu kematian.
Kematian mengkhianati kehidupan kita

Kematian memaksa kita mencampakkan segala materi dalam kehidupan. Kematian mengambil hari-hari bahagia bersama keluarga, anak, sahabat, saudara, dan teman. Kematian menutup mata kita dari pemandangan yang indah. Kematian memotong genggaman tangan dari benda-benda yang kita dambakan. Kematian melarang kita mencium aroma kehidupan. Ya, benar pada akhirnya kehidupan kita akan dikhianati oleh kematian.

Inilah alasan kita harus tegar dan tabah menghadapi pengkhianatan. Ketegaran tersebut dapat direalisasikan dalam bentuk visi yang seharusnya berguna dalam meraih masa depan. Bagaikan metode dialektika Hegellian kita menjalani hidup sebagai tesis, kita temukan hal-hal yang salah sebagai antitesis, lalu kita temukan cara untuk menyingkirkan kesalahan tersebut agar tidak terulang lagi sebagai sintesis. Jadi tidak usah takutlah dengan pengkhianatan akan akan kita terima. Menjalani segalanya akan lebih baik dibandingkan dengan meratapinya. Jadi ingat saja tentang kematian yang mengkhianati kehidupan, persoalan yang tidak akan pernah ditemukan solusi atau obatnya. Besarnya rasa sakit atas pengkhianatan oleh kematian akan sebesar pengkhianatan yang dilakukan dalam hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar