Senin, 26 Desember 2016

Filosofi Hidup "Kura-Kura"

Filosofi Hidup "Kura-kura"
Ketika kita mendengar kata "kura-kura", yang terlintas di pikiran kita pastilah seekor hewan reptilia amfibi yang memiliki tulang di luar tubuh berbentuk cangkang yang sangat keras di punggungnya.
Tetapi tahukah Anda, ada  hal menarik mengenai kura-kura yang dapat kita jadikan sebagai pembelajaran bagi hidup kita, apakah itu??
Pernahkan Anda melihat kura-kura ketika berjalan? Apakah kura-kura pernah berjalan mundur?. Ketika kura-kura berjalan, ia selalu berjalan lurus ke depan. Kalaupun terdapat halangan di depannya, ia tidak pernah berjalan mundur, ia pasti akan bergerak menyamping untuk mencari jalan lain agar ia tetap bisa mencapai tujuannya. Mungkin hal ini terdengar biasa saja. tetapi sebenarnya hal ini dapat kita jadikan pembelajaran bagi hidup kita.Ketika kita menjalani kehidupan,tentunya kita tidak pernah lepas dari MASALAH. Bagi sebagian orang, masalah di anggapnya sebagai momok yang menakutkan, dan mereka cenderung untuk takut menghadapinya. Bahkan ketika tidak menemukan solusi untuk memecahkan masalah, kita langsung berputus asa dan frustasi. Teman, belajarlah dari seekor kura-kura, jangan berputus asa ketika kau tidak bisa menemukan solusi dari permasalahan yang sedang di hadapi,pasti ada jalan keluar untuk setiap permasalahan. Selama kita mau berusaha dan fokus mencapai tujuan,pasti selalu ada jalan untuk memecahkan permasalahan tersebut.
Kemudian, kura-kura selalu membawa cangkangnya kemanapun ia pergi. Ia tidak perduli seberapa berat beban (cangkang) yang ia bawa,ia akan terus berjalan, tanpa pernah lelah dan mengeluh. Bahkan sekalipun ia mendaki gunung yang tinggi, ataupun mengarungi lautan yang luas, ia tidak pernah meninggalkan cangkangnya. Ibaratkan saja "cangkang" itu sebagai sebuah permasalahan yang sedang kita hadapi. Seberat apapun permasalahan yang kita alami, jangan pernah merasa lelah, mengeluh, atau bahkan meninggalkannya.
Pembelajaran berikutnya yang bisa kita ambil dari seekor kura-kura adalah kura-kura sebagai hewan amfibi. kura-kura dapat hidup dimanapun ia berada, di air, ataupun di darat. Ia selalu bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Hendaknya kita sebagai manusia juga harus bisa beradaptasi dengan lingkungan dimanapun kita berada.
Mungkin sebagai pembelajaran terakhir yang bisa kita ambil dari seekor kura-kura adalah mengenai cara berjalannya yang sangat lambat. Meskipun berjalan dengan sangat lambat, tetapi kura-kura selalu sampai ke tempat yang hendak di tujunya. Pelajaran yang dapat kita ambil adalah mengenai kesabaran dan sikap kehati-hatian. Untuk mencapai suatu tujuan, hendaknya kita harus melakukannya dengan hati-hati dan penuh kesabaran agar hasil yang di capai bisa optimal dan sesuai dengan harapan.
Sebenarnya masih banyak hal yang bisa kita ambil pelajarannya dari seekor kura-kura. Jika dari seekor kura-kura saja kita bisa mengambil begitu banyak pelajaran, bagaimana dengan hewan-hewan yang lainnya? atau mungkin tumbuhan?
Ya, alam selalu memberikan banyak pembelajaran bagi kita. Tuhan selalu menciptakan segala sesuatu dengan manfaatnya masing-masing. Kita di beri keistimewaan akal di bandingkan dengan mahluk ciptaan Tuhan yang lainnya agar kita sebagai manusia dapat mengambil hikmah dan pembelajaran tentang segala sesuatu yang ada di alam ini.

FIlosofi Malam

Filosofi Malam
Malam adalah sebuah peristiwa yang terjadi setelah siang. Banyak hal yang dikaitkan dengan malam, misal menakutkan, penuh misteri, menenangkan, waktu manusia untuk istirahat, perenungan, dll. Malam memang begitu identik dengan hal-hal irasional, jauh dari yang rasional. Barangkali, sangkaan-sangkaan ini tercetus atau muncul karena gelap yang mengiringi malam. Bukanlah malam bila langit tak gelap, bila bumi tak berwarna hitam. Dalam keadaan terang, semua hal akan terlihat jelas, tapi lain dengan kondisi gelap, mata dan hati kita terkadang akan meraba-raba untuk menjelaskan sesuatu, sebab semuanya tampak kabur dan hitam.
Malam adalah sebuah waktu ketika seorang manusia akan merasa hening atau sendiri dari alam ini. Malam juga berarti sebuah peristiwa yang akan membawa manusia ke alam lain, yang tak terjelaskan atau menemui mimpi-mimpi ketika tidur. Malam mirip dengan sebuah gerbang alam yang akan memanggil setiap manusia untuk memasukinya dan akan pulang ketika pagi hari. Pertanyaannya, apakah ketika tidur kita sedang dipangil olehNya? Bisa jadi seperti itu.
Sesungguhnya, gelap adalah kondisi yang justru ada untuk menguji manusia kepekaan manusia. Bila dalam hal yang gelap saja, manusia dapat menjelaskan sesuatu yang samar-samar maka di dalam terang, ia tidak akan menemukan hambatan atau kendala terhadap hal-hal yang kurang jelas. Malam seharusnya menjadi situasi yang tepat untuk perenungan, seperti mempertanyakan segala hal yang ada di sekitar kita, bahkan yang ada di ruang langit. Manusia tak melulu harus bergumul dengan sesuatu yang pasti atau bisa dijelaskan, sebab untuk itulah malam ada. Malam harus membuat kita berpikir tentang sesuatu yang melebihi batas akal pikir kita/ manusia.
Dari mana kita berasal? Ke mana kita akan pulang? Bolehlah kita tanyakan pada malam, meski hanya dingin udara dan semilir angin yang menjawabnya. Malam sesungguhnya sesuatu yang begitu penting bagi kita. Di dalam malam, kita akan menemukan muka kita yang selalu berjelaga gelap dan bersisi hitam, apakah makna dari petunjuk ini, tentunya terserah Anda menilai.

Filosofi Kehidupan Elang

Filosofi Kehidupan Elang
Belajar dr seekor Elang. Apa yg terpikir ketika anda melihat Elang? Tentu yg terpikir adalah “Raja Udara“ dan memang Faktanya. اَللّهُ memberikan Anugerah kpd Elang untuk menjadi Raja Udara, sehingga Elang pun memiliki usia lebih lama dibanding Unggas lainnya. Seekor Elang mampu hidup hngga usia 70 thn.
Tapi tahukah anda, Elang mengalami DILEMA besar dlm hidupnya ketika usianya memasuki 40 thn. Elang mengalami masalah besar, paruhnya yg sdh sngt panjang dan Bengkok sampai hampir menusuk dada sndiri, cakarnya yg mulai melemah sehingga sulit mencengkeram mangsa, dan bulu2nya yg sdh semakin lebat dan Berat sehingga Tdk mampu lagi terbang lama diudara. Disitu Elang dihadapkan pada persoalan HARUS MATI KELAPARAN krna Tubuhnya yg semakin LEMAH atau BERUBAH walau PENUH KESAKITAN untuk BERUBAH?
Dan Elang pun memilih berubah dan melewati 150Hari fase KESAKITAN dalam siklus Hidupnya. Sang Elang Terbang di gunung yg tinggi dan disana dia Menghantamkan berkali kali Paruhnya ke batu sampai Lepas, dan sang Elang menunggu tumbuhnya Paruh yg baru, Kemudian diapun Mencakar2 Batu sampai Cakarnya Terlepas dan menunggu tumbuh Cakar baru.. Dan yg Terakhir yg tak kalah SAKITNYA, adalah Elang harus mencabuti satu persatu bulunya agar lebih ringan.. Dan semua itu dilewati selama 150 hari.
Dan krna BERANI BERUBAH melewati masa SAKIT itu, sang ELANG mampu BERTAHAN 30 tahun lg dr usia 40 nya.
Pertanyaannya sekarang ini adalah Maukah kita BERUBAH dengan terus BERLATIH agar kita tetap mempertahankan KEJAYAAN HIDUP kita.

Filosofi Warna Dalan Kehidupan

Filosofi Warna Dalam Kehidupan
Warna sering mendominasi dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari sosok individu sampai sebuah negara. Misalnya bendera negara kita merah dan putih. Ini adalah suatu symbol warna yang mempunyai makna. Hal ini juga dijumpai pada simbol-simbol organisasi, perkumpulan dan bahkan individu.
Sebelum dibahas tentang makna masing-masing warna, maka warna dapat dikelompokkan sebagai berikut: warna-warna sejuk, warna-warna hangat dan warna-warna netral. Yang termasuk warna-warna sejuk antara lain biru, hijau, pirus dan perak. Warna-warna sejuk cenderung berpengaruh memberikan perasaan tenang bagi yang melihatnya. Meskipun digunakan sendiri, warna-warna ini bisa mempunyai rasa dingin atau impersonal.
Yang termasuk warna hangat antara lain: merah, merah muda, kuning orange, warna ungu, dan emas. Warna hangat cenderung mempunyai suatu efek kegairahan bagi yang melihatnya. Bagaimanapun ketika warna ini digunakan sendiri dapat menstimulasi, membangitkan emosi kekerasan/kehebatan dan kemarahan.  Yang termasuk warna netral antara lain: coklat,  gading, kelabu, putih dan hitam.
1 Merah
Melambangkan kesan energi, kekuatan, hasrat, erotisme, keberanian, agresi, nafsu, kehangatan, simbol dari api, pencapaian tujuan, darah, resiko, ketenaran, cinta, perjuangan, perhatian, perang, bahaya, kecepatan, panas, kekerasan. Warna ini dapat menyampaikan kecenderungan untuk menampilkan gambar dan teks secara lebih besar dan dekat. warna merah dapat mengganggu apabila digunakan pada ukuran yang besar. Merah cocok untuk tema yang menunjukkan keberanian seseorang. energi misal mobil, kendaraan bermotor, olahraga dan permainan. Arti positif misalnya cinta, energi, kuasa, kekuatan,  panas, kehangatan, sedangkan arti negatif antara lain kemarahan, bahaya, peringatan, ketidaksabaran, penderitaan.
Jika warna merah menjadi favorit, maka orang itu termasuk tipe yang sangat berwibawa dan juga senang mengayomi teman yang lemah. Walau sering kali bergaul dan bercanda tapi orang ini bisa menahan diri. Orang ini termasuk tipe yang sulit jatuh cinta.
2. Putih
Menunjukkan kedamaian, permohonan maaf, pencapaian diri, spiritualitas, kedewaan, keperawanan atau kesucian, kesederhanaan, kesempurnaan, kebersihan, cahaya, tak bersalah, keamanan, persatuan. Warna putih sangat bagus untuk menampilkan atau menekankan warna lain serta memberi kesan  kesederhanaan dan kebersihan. Arti positifnya antara lain: kebaikan, keadaan tak bersalah, kemurnian, segar, gampang, bersih, sedangkan arti  negatifnya: musim dingin, dingin, jauh .
Jika Andamenyukai warna putih, makaAnda adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, banyak orang mengagumi Anda karena sifat anggun, idealis dan moralis yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan anda.
3. Hitam
Melambangkan perlindungan, pengusiran, sesuatu yang negatif, mengikat, kekuatan, formalitas, misteri, kekayaan, ketakutan, kejahatan, ketidak bahagiaan, perasaan yang dalam, kesedihan, kemarahan, sesuatu yang melanggar , harga diri, anti kemapanan, seksualitas, kecanggihan, kematian. Sangat tepat untuk menambahkan kesan  misteri. Latar belakang warna hitam dapat menampilkan perspektif dan kedalaman. Sangat bagus untuk menampilkan  karya seni atau fotografi karena membantu  penekanan pada warna-warna lain. Arti positif: perlindungan, dramatis, serius, bergaya/anggun, formalitas, sedangkan arti negatif: kerahasiaan, kematian, kejahatan/ malapetaka, kegaiban.
Jika Anda menyukai warna hitam, maka Anda termasuk tipe orang yang sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Jika Anda berada di lingkungan yang tidak disukai, maka Anda akan menjadi murung. Anda selalu tampil menarik, rapi, cukup banyak lawan jenis berusaha mengejar dan merebut cinta Anda.
4. Biru
Memberikan kesan komunikasi, peruntungan yang baik, kebijakan, perlindungan, inspirasi spiritual/kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, keteraturan, tenang, kelembutan, dinamis, air, laut, kreativitas, cinta, kedamaian, kepercayaan, loyalitas, kepandaian, panutan, kekuatan dari adlam, kesedihan, kestabilan, kepercayaan diri, kesadaran, pesan, ide, berbagi, idealisme, persahabatan dan harmoni, kasih sayang.
Warna ini memberi kesan tenang dan menekankan keinginan. Biru tidak meminta mata untuk memperhatikan. Obyek dan gambar biru pada dasarnya dapat menciptakan perasaan yang dingin dan tenang. Warna biru juga dapat menampilkan kekuatan teknologi, kebersihan, udara, air dan kedalaman laut. Selain itu, jika digabungkan dengan warna merah dan kuning dapat memberikan kesan kepercayaan dan kesehatan. Arti positif: keheningan, mencintai, kesetiaan, keamanan, percaya, intelligence, sedangkan arti negatif: kedinginan, ketakutan, kejantanan.
Jika Anda menyukai warna biru, maka Anda termasuk dalam tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Mendambakan ketenangan dan ketentraman. Anda selalu mendapat kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu pintar dalam  menyembunyikan perasaan.
5. Hijau
Menunjukkan warna bumi, penyembuhan fisik, kelimpahan, keajaiban, tanaman dan pohon, alami, sehat, keberuntungan, kesuburan, pertumbuhan, muda, kesuksesan materi, pembaharuan, daya tahan, keseimbangan, ketergantungan dan persahabatan. Dapat digunakan untuk relaksasi, menetralisir mata, memenangkan pikiran, merangsang kreatifitas. Arti positif: uang, pertumbuhan, kesuburan, kesegaran, healing, sedangkan arti negatif: iri hati, kecemburuan, kesalahan, kekacauan
Jika warna kesukaan  Anda  hijau, maka Anda adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk. Anda adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta Anda  mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercaya.
6. Kuning
Merujuk pada matahari, ingatan, imajinasi logis, energi sosial, kerjasama, kebahagiaan, kegembiraan, kehangatan, loyalitas, tekanan mental, persepsi, pemahaman, kebijaksanaan, penghianatan, kecemburuan, penipuan, kelemahan, penakut, aksi, idealisme, optimisme, imajinasi, harapan, musim panas, filosofi, ketidak pastian, resah dan curiga.
Warna Kuning merangsang aktivitas mental dan menarik perhatian, Sangat efektif digunakan pada blogsite yang menekankan pada perasaan bahagia dan kekanakan. Arti  positif: terang/cerdas, energi, matahari, kreativitas, akal, bahagia, sedangkan arti negatif: penakut, tidak bertanggungjawab, tidak stabil.
Jika kesukaan Anda warna kuning menandakan bahwa Anda memiliki sifat optimis. Anda tipe periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang loyo. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam dirimu, karena menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagimu. Anda orang yang tidak pernah meremehkan siapapun juga, walaupun seseorang itu dungu atau bloon.
7. Merah Muda
Warna Merah Muda menunjukkan simbol kasih sayang dan cinta, persahabatan, feminin, kepercayaan, niat baik, pengobatan emosi, damai, perasaan yang halus, perasaan yang manis dan indah. Arti positif: sehat, bahagia, feminin, rasa kasihan, manis, suka melucu, sementara arti negatif: kelemahan, kewanitaan, ketidak dewasaan.
8. Ungu
Menunjukkan pengaruh, pandangan ketiga, kekuatan spiritual, pengetahuan yang tersembunyi, aspirasi yang tinggi, transformasi,  kebangsawanan, upacara, misteri, pencerahan, telepati, empati, arogan/keangkuhan, intuisi, kepercayaan yang dalam, ambisi, magic atau keajaiban, harga diri.
Jika warna ungu  menjadi warna favoritmu maka Anda adalah tipe yang benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi masa depan Anda tidak pernah ragu-ragu. Apa yang dikerjakan Anda adalah yang terbaik. Anda pandai benar dalam mengikuti perkembangan zaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasihmu.
9. Orange
Menunjukkan kehangatan, energy, keseimbangan, kehangatan, antusiasme, persahabatan, pencapaian bisnis, karier, kesuksesan, kesehatan pikiran, keadilan, daya tahan, kegembiraan, gerak cepat, sesuatu  yang tumbuh, ketertarikan, independensi. Pada blog dapat meningkatkan aktifitas mental. Disamping itu warna Orange memberi kesan yang kuat pada elemen yang dianggap penting. Arti positif: keberanian, kepercayaan, kehangatan/keramahan, keakraban, sukses, sedangkan arti negatif: ketidak-tahuan, melempem.
10. Coklat
Menunjukkan persahabatan, kejadian yang khusus, tanah/bumi, pemikiran yang materialis, reliabilitas, kedamaian, produktivitas, praktis, kerja keras, kepercayaan, daya tahan, kesenangan. Warna coklat sangat tidak menarik apabila digunakan tanpa tambahan gambar dan ornamen tertentu. Coklat harus didukung ornament lain agar menarik. Arti positif: ramah, bumi, keluar rumah, umur panjang, konservatif, sedangkan arti negatif: dogmatis, konservatif.
11. Abu-abu
Mencerminkan keamanan, kepandaian, tenang dan serius, kesederhanaan, kedewasaaan, konservatif, praktis, kesedihan, bosan, profesional, kualitas, diam, tenang, masa depan (millennium). Arti positif: keamanan, keandalan, kecerdasan/inteligen (intelek), padat, konservatif. Arti  negatif: muram, sedih, konservatif
12. Emas
Mencerminkan kedudukan, kesehatan, keamanan, kegembiraan, kebijakan, arti, tujuan, pencarian kedalam hati, kekuatan mistis, ilmu pengetahuan, perasaan kagum, konsentrasi. Arti positif: kekayaan, kemakmuran, berharga, tradisional, sedangkan arti negatif: ketamakan, pemimpi.

Filosofi Layang-Layang

Filosofi Layang-Layang
Mungkin waktu kecil kita dulu sering bermain layang-layang. Entah itu dilapangan, di halaman rumah atau di di atap rumah. Menarik dan mengulur benang lalu layang-layang semakin tinggi dan tinggi menari bersama awan. Sungguh menyenangkan rasanya. Tidak hanya itu layang-layang terkadang diadu dengan layang-layang yang lainnya agar tidak monoton.
Bahkan saat layang-layang putus dan terbang terbawa angin banyak anak-anak yang mengejar layang-layang itu. Bukan tidak bisa beli karena harga layang-layang tersebut masih terjangkau harganya. Tetapi ada sensasi tersendiri dalam mengejar dan berebut dengan anak-anak yang lainnya.
1. Layang-layang semakin tinggi semakin banyak angin yang dilawan
Sama seperti manusia, semakin tinggi derajatnya maka semakin banyak pula halangan dan rintangan yang menghambat. Oleh karena itu kita harus memegang erat benang layang-layang atau prinsip kita biar tidak terbawa arus angin di udara.
2. Tali ikatan layang-layang harus seimbang dan kuat
Sama seperti manusia, hidup harus seimbang. Dan berpegang teguh pada norma-norma ajaran agama masing-masing. Manusia memang di beri free will atau bebas berkehendak oleh Tuhan. Tetapi Tuhan yang berposisi sebagai Yang Menciptakan manusia punya aturan main agar tidak melenceng dari ajaranNYA.
3. Layang-layang terkadang harus diadu dengan layang-layang
Kalau manusia bukan diadu melainkan berkompetisi. Supaya skill yang dipunyai akan menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.
4. Layang-layang putus dikejar oleh anak-anak
Itu menggambarkan bahwa kita manusia harus mengejar cita-citanya. Supaya yang diinginkan dan diimpi-impikan akan tercapai.
Mungkin kita dulu waktu kecil senang bermain layang-layang. Sekarang waktunya kita terapkan permainan layang-layang dalam kehidupan nyata. Hidup seimbang, berkompetisi, meraih cita-cita dan memgikuti norma-norma agama. Tidak ada kata terlambat untuk belajar. Dan saya juga sama masih belajar seperti kamu. Semoga bermanfaat.

FILOSOFI BALON

FILOSOFI BALON
Balon.
Pada tau balon kan? Benda dari karet elastis yang bisa ditiup sampe menggelembung. Bisa pake oksigen atau gas lain. Kecuali kentut. Selain susah masukin kentut ke dalem balon, juga pasti bau banget.
Nah..
Apa ada hubungannya antara balon dan kehidupan kita?
Menurut analisis saya, jelas ada banget. Bukan, maksudnya bukan kayak kamu jualan balon buat nyambung hidup kamu. Atau kamu tiap hari kerja ditempat yang ngadain acara ulang tahun, terus kamu kerja sebagai sang peniup balon...
Itu tragis..
Seperti yang saya bilang tadi, antara balon dan kehidupan kita pasti ada kaitannya. Tapi tentu aja, balon disini cuma sebagai pengandaian, bukan dalam arti yang sebenernya.
Balon..
Benda yang ga ada artinya kalo ga ditiup. Iya kan? Liat aja kalo ga ditiup. Ga bisa di apa-apain. Anak kecil yang lagi nangis juga ga akan berhenti nangisnya kalo liat balon yang belum ditiup. Intinya.. Dia ga berharga kalo ga ditiup.
Begitu juga kehidupan.
Hidup kita juga kayak balon. Ga akan berguna kalo ga kita "tiup", kalo ga kita "isi". Tapi kalo kita "isi" sama hal yang bagus, pasti balon itu bakal terbang tinggi. Kalo di kehidupan, kita bisa sebut itu dengan kesuksesan.
Dan juga..
Balon kehidupan itu harus kita pegang erat-erat. Jangan sampe gara-gara kita lengah, balon itu terbang tinggi, lepas dari genggaman kita, dan akhirnya didapatkan sama orang lain. Atau yang lebih parah, balon kehidupan kita di pecahkan oleh orang lain. Itu lebih sakit.
Oke, kayaknya ga asik kalo kita ga nyerempet ke masalah cinta. Ternyata cinta itu juga kayak balon. Kita dapet yang belum ditiup, kita isi, kita terbang bersamanya, kalo kita ngisinya bener, pasti balon itu bakal tahan lama.
Contohnya aja begini.
Ada cowok yang lagi suka sama cewek. Disini kita ibaratkan perasaan si cewek itu balon. Tadinya kempes, ga ada apa-apa. Tapi setelah ada si cowok, balon itu perlahan menggelembung. Si cowok mengisi balon itu (perasaan si cewek), dengan kasih sayang, perhatian, cinta yang tulus. Sampai akhirnya balon itu menggelembung besar. Si cewek yang tadinya ga ada rasa apa-apa, jadi sayang sama si cowok. Akhirnya mereka jadian dan terbang bersama balon-balon mereka. Mereka berhasil mengisi balon itu dengan "udara" yang tepat.
Tapi.. Selalu ada hitam diatas putih. Selalu ada yang gagal disamping yang sukses. Berikut contoh yang gagal.
Ada cowok yang lagi suka sama cewek. Dia berusaha ngisi perasaan si cewek dengan rasa tulusnya dia, sayangnya dia. Tapi.. "udara" yang dia kasih itu enggak pas. Balonnya emang jadi menggelembung, tapi terbang terlalu tinggi. Terlalu tinggi buat di genggam sama si cowok. Si cowok ngejar, tapi balon itu selalu bertambah tinggi. Sampai akhirnya balon itu sampai ditangan yang tepat. Dan yang pasti bukan digenggaman si cowok. Dalam hal ini, balon yang udah diisi sama si cowok, udah pecah atau dipecahkan sama si cewek. Tak ada harapan.
Kadang kita terlalu pede mengisi "udara" pada balon yang kita anggap tepat, tapi kita harus selalu inget, balon itu terbang. Jika kita ga pegang erat-erat, dia bakal tambah terbang tinggi. Dan.. Saat balon itu pecah, yang harus kita lakukan adalah:
Membuang sisa pecahannya, dan mencari balon lain yang pas dengan "udara" kita.

Filosofi Daun Dan Angin

Filosofi Daun Dan Angin
Jangan tanyakan soal kebebasan pada daun yang gugur, yang dia tahu hanyalah tangkal dan tanah.
Tanyakan padanya bagaimana rasanya terjatuh, lalu disapu
Bagaimana rasanya ditumbuhkan dan dituakan, dan menghabiskan hidup dengan membalas budi pada pohon
Bagaimana rasanya bergeming karena tidak ada pilihan, bukan karena kehendak
Bagaimana rasanya dijatuhkan ketika sudah terlalu tua dan tak sanggup berpegangan pada pohon, hingga pohon melepaskannya
Pohon tempat ia ditumbuhkan dan membalas budi
Tanyakan angin soal kebebasan
Bagaimana bebasnya dia berlari tanpa terlihat
Bagaimana rasanya mempermainkan kincir angin dan memutarnya kesana kemari
Bagaimana rasanya ditunggu ketika matahari terlalu terik, mengiring awan lalu menyatukannya hingga terjadi hujan
Atau bagaimana rasanya menyatukan udara panas dan dingin, membuat angin topan lalu menghancurkan perkotaan
Hidup mungkin dirasa tidak adil bagi daun-daun yang gugur, tidak juga bagi angin
Daun gugur tidak pernah merasakan kebebasan seperti angin, sedangkan angin tidak merasakan perihnya digugurkan seperti daun-daun
Tetapi angin tidak pernah merasakan bagaimana rasanya ditumbuhkan, disayangi, dijadikan bagian dari suatu keluarga besar, seperti daun
karena dia adalah angin. Dia tidak punya siapa-siapa.
Saya mau jadi daun aja daripada angin. Ternyata kebebasan itu bukan apa-apa ketika kamu ga punya siapa-siapa. Dan saya masih punya orang yang lebih saya cintai daripada sekedar kebebasan.

Filosofi Angin

Filosofi Angin
Cinta itu tidak rumit, hanya orang-orang yang mecintalah yang rumit. Cinta bukan soal gengsi, rindu yang menggebu, degdegan, bertemu-lalu pergi ataupun sakit dan kecewa. Bukan, bukan soal itu. Tapi, bagaimana cinta dan orang-orang yang bermain dengan cintalah yang membuat aku menjadi semakin dewasa. Banyak orang mengganggap cinta juga soal sex, tangisan dan juga dibawa terbang keatas lalu dijatuhkan. tapi, cinta adalah tentang ketulusan  dan memaafkan.
Semuanya memang sepeti angin.
Angin itu tidak terlihat, kadang datang-pergi semaunya angin itu, terkadang juga angin selalu dinanti agar tidak panas. Dan yang terpenting adalah, siapa yang bisa menghentikan angin? Tidak ada. Hanya Tuhan yang bisa. Sama hal nya dengan cinta, siapa yang bisa menghentikannya? Hanya Tuhan yang bisa dan selagi orang-orang didalam cinta mau untuk merelakan yang tidak baik itu pergi.
Aku pernah mencintai seseorang yang seperti angin. Tapi ini lain, dia bukan hanya sekedar angin. Kenapa? Karna dia bisa menghempaskan ku dalam jurang yang dalam. Aku bagai daun kering yang rapuh untuknya. Hanya tertiup angin saja aku bisa jatuh berguguran dan bahkan aku dapat hancur karnanya. Tapi bagiku, daun yang terjatuh tidak akan pernah untuk membenci sang angin. Sama halnya denganku, yang tidak pernah bisa untuk membencinya.

Belajar Hidup Dari Filosofi Air

Belajar Hidup Dari Filosofi Air
Setiap hari kita memang harus belajar, karena belajar itu tiada henti dan tanpa ada batasan. Kita tidak harus belajar melalui jalur formal, karena belajar melalui jalur formal biasanya ada tamatannya atau batasanya. Akan tetapi, Kita bisa terus belajar dari apapun, siapapun, kapanpun, dan dimanapun dan dari apa yang ada di sekeliling kita. Kita juga bisa Belajar Hidup Dari Filosofi Air yang sangat luar biasa. Sesuatu yang ada dan mudah kita jumpai dalam kehidupan kita. lalu, pembelajaran apa yang bisa kita ambil dari sifat AIR?
Air akan selalu mengalir ke tempat yang rendah
Apa pembelajarannya?
Air akan selalu mengalir ke tempat yang rendah. artinya Air itu Ibarat Ilmu, karena ilmu hanya akan bisa mengalir kepada orang-orang yang rendah. bukan orang yang rendah diri, tetapi orang-orang yang rendah hati, orang yang tidak sombong, orang yang tidak merasanya dirinya pintar. karena biasanya orang yang selalu rendah hati akan selalu siap untuk belajar karna pikirannya terbuka dan mau menerima ilmu, persepsi, dan pandangan yang baru. bahkan sampai kritikan yang bisa di jadikan motivasi dalam hidup mereka.
Air mudah kembali Normal setelah mendapat guncangan
Apa pembelajarannya?
Kita bisa mengambil contoh saat kita melemparkan sebuah batu kedalam air lalu membandingkannya saat kita melempar batu pada tumpukan pasir. apa yang terjadi?
Air walaupun menerima hantaman batu sekeras apapun tekanan sehebat apapun, dia hanya akan bergelombang, memercikan air, serta beriak hanya untuk beberapa saat. tak lama kemudian batu yang kita lemparkanpun hilang entah kemana dan kita tidak bisa melihat tepat berada dimana batu tersebut. lalu permukaan airpun akan kembali normal, datar dan tenang.
Lalu apa yang terjadi saat kita melempar pada sebuah tumpukan pasir. Pasir akan mengalami bekas bongkahan atau coak yang tertinggal akibat hantaman keras batu yang kita lemparkan. sebagian lagi berhamparan dan berserakan tak beraturan.
Manusia juga dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami yang namanya tekanan, cacian,  makian, hinaan, dan di dzolimi entah dari siapapun, yang kalau kemudian malah itu membentuk coak dalam diri kita, maka kita akan terus merasakan sakit itu dalam jangka waktu yang lama. maka kita bisa menggunakan sifat air dengan cara memaafkan dan ikhlas. karena dengan memaafkan secara tidak langsung kita akan kembali menghilangkan coak tersebut dengan menganggap tidak terjadi sesuatu serta melupakanya, yang justru hal tersebut akan membantu kita untuk melihat kehidupan ini lebih mudah dan indah serta menjaga pikiran kita tetap positif.
Air itu fleksibel
Apa pembelajarannya?
Kita bisa mengambil contoh saat kita melemparkan sebuah batu kedalam air lalu membandingkannya saat kita melempar batu pada tumpukan pasir. apa yang terjadi?
Air walaupun menerima hantaman batu sekeras apapun tekanan sehebat apapun, dia hanya akan bergelombang, memercikan air, serta beriak hanya untuk beberapa saat. tak lama kemudian batu yang kita lemparkanpun hilang entah kemana dan kita tidak bisa melihat tepat berada dimana batu tersebut. lalu permukaan airpun akan kembali normal, datar dan tenang.
Lalu apa yang terjadi saat kita melempar pada sebuah tumpukan pasir. Pasir akan mengalami bekas bongkahan atau coak yang tertinggal akibat hantaman keras batu yang kita lemparkan. sebagian lagi berhamparan dan berserakan tak beraturan.
Manusia juga dalam kehidupan sehari-hari seringkali mengalami yang namanya tekanan, cacian,  makian, hinaan, dan di dzolimi entah dari siapapun, yang kalau kemudian malah itu membentuk coak dalam diri kita, maka kita akan terus merasakan sakit itu dalam jangka waktu yang lama. maka kita bisa menggunakan sifat air dengan cara memaafkan dan ikhlas. karena dengan memaafkan secara tidak langsung kita akan kembali menghilangkan coak tersebut dengan menganggap tidak terjadi sesuatu serta melupakanya, yang justru hal tersebut akan membantu kita untuk melihat kehidupan ini lebih mudah dan indah serta menjaga pikiran kita tetap positif.
Air itu fleksibel
Kalau kita perhatikan, saat kita menuangkan air, air akan selalu mengalir kedalam wadah dan mengikuti bentuk wadah tersebut. contohnya saat kita memasukan air kedalam botol, maka air tersebut akan mengikuti bentuk botol tersebut. begitu juga saat kita memasukannya kedalam gelas atau bentuk wadah apapun, maka air akan tetap mengikuti bentuk wadah tersebut.
  Lalu Apa pembelajarannya?
Artinya air itu fleksibel, maka kita juga sebagai manusia harus fleksibel. karena kita hidup tidak sendiri, kita hidup bersosilisasi. kita hidup dengan orang-orang yang tidak bisa selalu mengerti perasaan dan pikiran kita, maka kitapun harus belajar untuk mengerti perasaan dan pikiran orang lain serta menghormati dan menghargainya sebagai manusia. itulah yang dimaksud dengan fleksible. jika kita selalu bersikeras terhadap apa yang kita mau, selalu bersikeras terhadap apa yang kita rasakan dan hanya berharap orang mau mengerti perasaan kita serta tidak adanya fleksibilitas disana maka sudah bisa di pastikan kita akan di jauhi oleh banyak orang. yang penting harus diingat adalah, dalam hidup kita akan banyak berinteraksi dan bersosialisasi dengan banyak orang. dengan bersikap fleksibel maka kita akan belajar untuk melihat pikiran dan perasan orang lain.
Air mengajarkan hidup untuk seimbang
Sebagai contoh jika hidup kekurangan air, maka akan terjadi kekeringan. namun jika kebanyakan air, yang ada juga akan menyebabkan kebanjiran. contoh lain, jika kita melihat air putih semua orang pasti sepakat bahwa air putih tersebut adalah baik dan sehat buat tubuh kita untuk kita minum. namun, jika kita terus-terusan meminum air tersebut justru akan berakibat tidak baik buat tubuh. yang pertama kali bisa langsung dirasakan adalah membuat perut kembung. namun jika kita tidak meminum air dalam jangka waktu yang lama maka tubuh kita juga akan mengalami dehidrasi karena kekurangan cairan. Artinya apa? air mengajarkan kita untuk hidup seimbang. bahwasaanya semua harus ada takaran atau ukuranya serta tidak boleh berlebih atupun berkurang.
Begitupan dalam kehidupan. jika kita setiap hari terus-terusan bekerja agar bisa menghasilkan uang yang banyak. Maka sudah pasti akan ada yang dikorbankan. tak jarang hal tersebut justru membuat kita mengabaikan diri sendiri lupa makan, lupa ibadah bahkan secara tidak sadar telah mengabaikan keluarganya sendiri.
dan yang lebih buruk justru hal tersebut bisa membuat kita malah jatuh sakit. oleh karenaya dalam hidup perlu adanya keseimbangan.
Sifat alamiah air itu mendinginkan atau memadamkan
Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa mengambil sifat alamiah air tersebut yang kehadirannya bisa di gunakan untuk mendamaikan dan memadamkan amarah banyak orang disekitar kita serta tidak semakin menyulut amarah.

Filosofi Biji

Filosofi Biji
Aku memejamkan mataku. Terguncang bahuku menahan kepedihan yang teramat. Kenapa mereka begitu tega memperlakukanmu sedemikian. Aku menangis dalam diamku, tapi air mataku tak mungkin bisa menyembunyikan sakit yang aku rasakan.
Aku lihat engkau diam tak bergeming. Memandangi selembar kertas yang baru saja dikirimkan oleh tukang pos ke rumah kita. Matamu memerah.
“Astaqfirullah..” engkau bergumam sambil memejamkan mata.
“Sudahlah Pa, ini pasti yang terbaik dari Allah.” Aku mencoba menguatkan hatimu. Aku menggenggam tanganmu untuk memberitahumu bahwa ada aku disampingmu untuk melalui semua masa-masa sulit ini.
Aku mendorong kursi rodamu ke dekat taman di ruang tengah, tempat dimana biasanya engkau menghabiskan hari-hari beberapa bulan ini.
“Mama siapkan sarapan dulu ya Pa..” Aku berlalu sambil menyeka air mataku. Engkau tetap tak bergeming, diam dengan muka datar. Jika aku saja sehancur ini, bagaiman engkau wahai suamiku.
Surat pemecatanmu yang datang dikirim tukang pos pagi ini benar-benar telah membawa awan gelap pada aura wajahmu. Disaat engkau berjuang memulihkan rasa traumamu atas kecelakaan itu, kawan-kawan yang kau harapkan datang memberi semangat tak nampak datang. Hanya di awal saja, setelah itu semua seakan menjauh dan berlari. Dan surat itu telah mengabarkan kepada kita, bahwa perusahaan tempatmu bekerja tak lagi mau terbebani olehmu.
Aku menarik nafas panjang. Mencoba melegakan dadaku yang terasa sangat sesak. Terbayang bagitu banyak kewajiban yang harus kita tanggung ke depannya. Biaya sekolah anak-anak, cicilan mobil, asuransi, biaya kebutuhan rumah dan kebutuhan lainnya. Aku memejamkan mataku, bantu kami ya Allah.
Semua mata memandangmu kagum. Mereka semua tersenyum dan menyalamimu memberikan ucapan selamat atas prestasi yang kau raih. Ruangan ini menjadi saksi bahwa begitu banyak orang yang ingin ada di posisimu, kehidupan yang sempurna seperti yang mereka katakan. Karir yang cemerlang, keluarga harmonis, anak-anak yang sehat dan pintar, serta kawan-kawan yang selalu setia mendampingi.
Tapi ada hati yang ketakutan, hati yang mengkhawatirkan mu. Aku bahagia atas semua pencapaian karirmu selama ini, kau telah menunjukkan pada kami bahwa kau memang layak mendapatkan posisi terbaik diperusahaan. Tapi jujur, aku mengkhawatirkanmu. Kau semakin sibuk dan terlihat kesulitan membagi waktu antara keluarga dan pekerjaan. Diposisi yang sebelumnya saja, kau sering mengabaikan kami bagaimanalah nanti diposisimu yang jauh lebih tinggi ini.
Aku memendam kekhawatiranku sendiri. Terdiam diantara riuh reda ucapan selamat yang diberikan kawan-kawanmu kepadamu. Aku mencoba ikut bergembira di acara makan malam yang sengaja dirancang untuk memberikan penghormatan atas jabatan baru yang kau raih.
“Pa, mama mau buka usaha ya. Usaha rumahan, biar kita bisa ada penghasilan. Sekaligus mama juga tetap bisa urus papa.” Kataku perlahan sambil menyuapi makanan kepadamu.

Sejak kecelakaan itu, kau mengalami kelumpuhan. Tangan dan kakimu tidak dapat digerakkan. Benturan di belakang kepalamu telah menyebabkan gegar otak dan beberapa pembuluh darah diotakmu pecah. Kau lumpuh dan tak bisa melakukan apa-apa. Kau juga tidak mampu lagi berpikir terlalu berat.

“Maafkan papa ya ma” Engkau berkata terbata-bata. Aku tersenyum.

“Tidak ada yang perlu dimaafkan pa, ini sudah takdir Allah. Ada banyak hikmah yang bisa kita ambil dari kejadian ini.” Aku terus menyuapimu seraya memberimu kekuatan untuk terus bersemangat menjalani hidup.

“Mungkin ini hukuman dari Allah, karena selama ini papa terlalu membanggakan pekerjaan papa dan sering mengabaikan keluarga. Papa menyesal ma.” Kau menatapku tajam.

Aku tersenyum. Aku memang ingin kau meluangkan banyak waktu untuk kami, tapi bukan dengan kondisi seperti ini. Aku meraih tangan kananmu yang terkulai lemas diatas sandaran tangan kursi rodamu. Ku letakkan tangan itu di wajahmu. Tangan yang dulu selalu membelaiku dengan lembut, walaupun akhirnya belaian itu semakin berkurang saat karirmu semakin menanjak.

“Allah lebih tau apa yang terbaik untuk kita Pa. Semoga saja dengan semua masalah hidup kita, menjadikan kita lebih dekat kepadaNya. Lebih sering mengingatNya dan semakin menyadari KebesaranNya.”

Aku mendorog kursi rodanya ke taman samping. Berjalan menuju kolam ikan koi kesukaannya.

“Papa tau filosofi biji? Dia keras dan seperti mati. Tapi sebenarnya dia bisa hidup. Dan untuk menghidupkannya, kita perlu menanamnya, memendamnya didalam tanah. Untuk sejenak biji itu akan mengalami masa gelap didalam tanah, mungkin juga tak ada oksigen. Tapi setelah itu, biji itu akan tumbuh kan. Begitu juga kita Pa, mungkin Allah memberi kesempitan dan masalah dalam hidup kita agar hati kita menjadi hidup dan mengenal Allah.” Aku memelukmu dari samping.
“Mungkin dulu kita banyak mengabaikan Allah, menjauh dariNya. Dengan adanya masalah ini, kita seharusnya semakin dekat dengan Allah. Allah rindu kita Pa, Allah ingin kita kembali meminta kepadaNya, Allah ingin kita selalu bergantung hanya kepadaNya. Bukan kepada pekerjaan, bukan pada teman-teman dikantor. “
Aku melihatmu menitikkan air mata. Aku memelukmu sembari berdoa “Kami datang ya Allah, bantu kami untuk mengenalimu, bantu kami untuk mendekat kepadamu.”.

Filosofi Diam

Filosofi Diam
Kita berjalan di atas catwalk bersama-sama sambil memainkan peran masing-masing, lalu kita menyebutnya hidup. Seseorang terlihat bahagia, seseorag terlihat sedih, dan seseorang terlihat cuek dengan hidupnya. Namun sejatinya mereka semua adalah “terlihat”, bagaimana kejadian yang sebenarnya hanyalah dia, sahabatnya, dan Allah yang tahu. Kita bahkan lebih sering memberikan kesan bahagia kepada orang lain dari pada kesan bahagia terhadap diri kita sendiri. Ini adalah kebutuhan manusia untuk diaggap sukses, yang kemudian mereka berharap dengan anggapan itu, mereka akan lebih di hormati, diperhatikan, dan ditaati. Semua itu merupakan upaya untuk menyembunyikan diri dari orang lain, dan tidak jarang, kita juga mencoba menyembunyika diri kita dari diri sendiri, upaya ini disebut sebagai diam.
Teman saya –biasa saya panggil Ny Robinson- adalah salah orang yang saya hormati. Dia memiliki kehidupannya sendiri dan seringkali membuatku tercekik, tersenyum, bersedih, bahagia, dan juga merasa aneh (lebih sering yang terakhir). Kita bisa menyebutnya orang yang aneh (a weird person). Salah satu keanehannya yang paling akut adalah diam. Ia suka berdiam diri seakan itu adalah segalanya. Ia mencintai ke-diam-annya. Ia lebih banyak diam dari pada semua yang pernah ia lakukan terhadap hidu itu sendiri. Pada suatu ketika, aku ngobrol dengannya lalu bertanya :
"Lagi apa?”
“Lagi diam”
“Berarti tidak ada kerjaan? Kenapa tidak sms aku?”
“Kalau aku sms kamu, berarti saya tidak ingin diam”
“Apa sih enaknya diam?”
“Nggak ada, nggak enak. Tapi aku nggak tahu untuk tidak menjadi diam”
Yang mengerikan adalah bahwa dia tidak bisa memilih yang lain kecuali diam. Mari kita yakiini dahulu bahwa kegiatan diam ini tidak hanya dialami oleh teman saya tersebut. Bahkan diri saya sendiri yang ketika melakukan perjalanan di hidup ini sering kali bertanya, sering kali merasa, sering kali terkejut, lalu saya berdiam diri untuk menikmati semua itu. Begitu juga anda bukan? Kadang kala kita diam sambil membaca sebuah puisi, lalu kita menangis. Kadang kita diam sambil merenung, lalu timbullah semangat dalam diri sendiri untuk melakukan sesuatu. Kadang kala kita diam, dan hanya diam, lalu tiba-tiba menangis tanpa tahu sebabnya.
Diam tersebut merupakan usaha untuk membohongi diri sendiri. Kita tahu banyak kejadian yang tidak sesuai keinginan namun kita tidak bisa melakukan apa-apa. Ada orang yang kita cintai tapi kita tidak sanggup menjadi pantas untuk meminangnya. Ada kesedihan yang dialami orang lain dan kita ingin sekali menolong mereka tapi kita tidak sanggup. Kesemua hal tersebut akan menimbulkan kesedihan, alih-alih membohongi diri sendiri, kita memilih diam. Dengan diam itu kita bisa melakukan segalanya, dan lebih dari cukup untuk sekedar merenungi, memotivasi diri, dan memecahkan persoalan meskipun hanya sebatas pikiran.
Makna diam
Diam adalah sebuah sikap fisik. Dari yang saya bayangkan mengenai teman saya ataupun juga para pertapa, bahwa mereka berdiam hanyalah secara fisik. Jadi jika kita ingin mengatakan bahwa diam itu tidak bergerak dan tidak berfikir, itu jelas salah. Bahkan beberapa orang yang kita katakan pendiam juga sebenarnya berfikir lebih banyak dari kita. Hal ini bisa kita lihat kejiwaan seseorang berdasarkan karakter prikologisnya, namun disini, bolehlah tidak usah kita bahas.
Namun apa yang kita fahami tentang diam selama ini masihlah berkutat pada penghakiman bahwa diam itu tidak membawa manfaat. Kita menganggap dengan berdiam diri, seseorang tidak akan mendapatkan kehangatan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Memang, jika itu dilihat secara fisik, diam membawa mudharat ;tidak adanya komunikasi dengan orang lain dalam waktu tertentu bahkan membuat penyakit psikologis tertentu. Bahkan yang sering kita menyebut mereka sebagai psikopat, atau yang lebih umum adalah orang aneh.
Menjadi diam tidak melulu putus komunikasi. Beberapa orang memang pendiam, namun mereka memiliki dunia yang tidak dimiliki oleh orang lain. Seperti teman saya diatas, dia berdiam diri di kamarnya, lalu sambil mematikan lampunya dia duduk di pojok ruangan sambil berfikir banyak hal –saking banyaknya sampai dia tidak ingat satupun. Dia memiliki dunianya sendiri.
Memang ketika kita tengah diam, kadang kita merasa ada kenikmatan yang tidak bisa di ungkapkan, sekaligus kesakitan yang sangat. Hal ini hampir sama dengan diam-nya orang yang sedang putus cinta, dia akan jadi pendiam, penyendiri, lalu mulai teringat-ingat kisah cintanya, tentang si dia, tentang harapan dan kebahagiaannya, lalu teringat bagaimana kekasihnya menyakiti hatinya lalu mereka putus. Di balik diam-nya, tersembunyi rasa nikmat yang menghubungkan pikirannya dengan masa lalu, tapi secara bersamaan timbul penyesalan dan rasa sakit yang luar biasa.
Bagaimana dengan ungkapan bahwa diam itu emas? Memang, diam itu emas jika kita mengaturnya dengan baik. Karena dengan sedikit bicara (diam) kita akan banyak mendengar, dengan banyak mendengar kita akan banyak berfikir, dengan banyak berfikir, kita akan semakin bijak. Tapi tidak semua orang memahami bahwa ketika diam itu dikatakan emas, bagaimana kalau bicara baik?
Sudah jelas dalam sabda Nabi Muhammad, “Siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah ia bicara yang benar, atau diam”. Maka, jika kita mampu berbicara yang baik, mampu menguasai ilmu kalam sehingga bisa menyadarkan banyak orang, bisa membela agama Allah, maka tentu saja, tidak ada yang lebih tinggi dari pada bicara tentang itu semua. Ketika kita bicara hanya untuk melecehkan diri sendiri, maka kita semestinya diam –atau kita dianggap tidak beriman kepada Allah dan hari akhir.
Akhirnya, diam itu memiliki berbagai macam versi. Karena diamnya seorang perempuan atau laki-laki kepada pasangannya juga merupakan diam dalam wacana yang berbeda. Begitu juga diamnya orang yang ngambek, diamnya orang bisu, diamnya orang yang sedang marah,diamnya orang pemalu, dan diamnya orang yang tidak punya kepercayaan diri untuk bicara. Banyak hal dalam ke-diam-an. Dan lebih banyak lagi yang tidak kita ketahui mengapa teman saya diatas, menyukai diam.

Burung Sakura dan Filosofinya

Bunga Sakura dan Filosofinya
Pertama kita mendeskripsikan tentang Jepang, pasti ada salah satu pokok bahasan kita yang akan menyangkut dengan sesuatu yang memang telah menjadi ciri khas dari negara ini. Ya, bunga Sakura misalnya. Bunga Sakura di Jepang akan mekar setiap musim semi datang, dan seakan memberikan kecerahan dan memekarkan harapan bagi masyarakat Jepang. Ketika masa ini, akan ada perayaan bagi masyarakat Jepang yang disebut dengan “Hanami”, di mana mereka akan berjalan-jalan di taman bunga Sakura dan duduk sambil makan-makan di bawahnya.
Bunga Sakura adalah simbol pengingat tentang adanya hukum kebalikan di dunia ini. Di mana ada kebahagiaan, di situ ada kesedihan. Di mana ada senyuman, akan selalu ada tangisan. Semua yang berkebalikan di dunia ini disimbolkan oleh bunga Sakura. Setiap kali bunga Sakura bermekaran, akan selalu ada pertanda senyuman dan kebahagiaan yang menghiasi dunia ini. Namun saat daun-daunnya berguguran, akan datang saat kesunyian dan kesedihan yang menjadi teman.
Bunga Sakura ketika mekar hanya berumur seminggu. Sungguh waktu yang sangat singkat. Namun, dari waktu yang singkat itu, bunga Sakura telah bisa membagikan kebahagiaan ke semua orang. Bunga Sakura telah mampu membuat setiap orang akan merindukan kedatangannya lagi di tahun depan. Ya, bunga Sakura akan selalu dinanti.
SAKURA adalah JANJI. Yang walau usianya terlalu singkat, tapi ia BERJANJI akan kembali mekar di musim semi selanjutnya. Ia akan kembali membagi keindahannya, ia akan kembali membagi keceriaan bagi siapa saja yang memandangnya. Sakura BERJANJI akan datang lagi. (diambil dari blog lain)

“Setiap kali bunga sakura bermekaran, di suatu tempat lonceng harapan pun bergema.. Selalu percaya hari esok, kita melangkah dengan berani.. Setiap kali bunga sakura bermekaran, di suatu tempat seseorang tengah berdoa, untuk datangnya hari esok yang kita gapai dengan usaha kita sendiri..” (Sakura No Hanabiratachi/Kelopak Bunga Sakura)

Di sini, saya selalu berharap suatu hari nanti bisa meraih bunga Sakura. Saya selalu berharap suatu hari bisa melihat bunga Sakura berguguran, dan merindukannya lagi untuk memekarkan harapan-harapan yang biasanya terlupakan.
“Bersamaan dengan warna jingga yang telah terlukis merata di langit kita, secara tiba-tiba kamu terdiam lalu memegang tanganku. Bayangan hitam memanjang, mencoba memudarkan bersama dengan cahaya langitnya.
Sepulang sekolah pada waktu itu, aku merasa bahwa kita akan selalu bersama. Tiada keharusan bagiku untuk mengucapkan selamat tinggal. Tapi, kita sama-sama tahu, kita akan memulai perjalanan baru sebagaimana yang aku ragukan dan aku sembunyikan tentang jalan masa depan yang tak berbatas. Kamu tersenyum, dan impian-impianmu berkilauan menyilaukan untuk mencoba meninggalkan sedikit yang tersisa di musim ini.
Kita bermain dengan bebas, sambil berandai seolah kita tak akan pernah berpisah dalam perjalanan menuju hari esok. Sepuluh tahun kemudian, walau kita berada di bawah langit yang berbeda, kita pasti akan baik-baik saja, kan?
Kini, kita telah melambaikan tangan di persimpangan jalan. Setiap aku berjalan menaiki tanjakan kecil menuju rumahku dan tiap aku membalikkan badanku, siluetmu terlihat semakin mengecil. Kita semakin menjauh. Tapi aku tak pernah lupa tentang janji-janji masa kecil itu, juga semua mimik wajahmu yang membuatku senang.
Walaupun semua momen yang kita ciptakan bisa saja suatu hari hanya akan cukup menjadi kenangan. Kenangan yang tak jauh beda dengan matahari yang menghilang oleh cakrawala langit yang menyambut malam.”

Filoaofi Burung

Filosofi Burung
Saat sang induk burung betina mengerami telurnya, dengan setia tidak meninggalkan sarangnya, Induk burung jantan dengan ketulusannya pergi mencari makan dan segera kembali ke sarang untuk menyuapi isterinya dengan penuh kasih sayang.
Saat telur burung menetas, anak_anak burung pun bermanjaan menyambut kehangatan induknya, dan sang induk bergantian memberikan perlindungan pada anak2nya.
Saatnya sang ibu pergi mencarikan makan untuk anak-anaknya yang kelaparan di dalam sangkar. Ia rela menahan lapar sebelum anaknya kenyang.
Setelah anak-anak tumbuh besar, sang ayah akan mengajarkan anak-anaknya terbang, dan dengan kesabaran menyambut anak-anaknya yg jatuh dan memberinya semangat untuk terus belajar terbang.
Saat semua telah bisa terbang, burung-burung itu memiliki kebebasannya untuk mengarungi dunia, tiada kemelekatan dan tiada pamrih, demi kebahagiaan semuanya mereka belajar untuk terus bertahan hidup dan terbang bebas melihat keindahan alam bebas.
Bagaimana dengan kita? Sudahlah filosofi burung menjadi renungan hidup bagi kita?
Manusia jauh lebih berhati mulia dari pada burung, Ada burung-burung tertentu, ketika anaknya lahir cacat, maka induknya langsung mendepak sang anak dari sarangnya, dan anak burung yg tidak mampu bertahan hidup akan segera mati.
Tidak dapat dipungkiri, ada manusia yang mengaborsi anaknya sebelum kelahirannya di dunia, atau menelantarkan anak yang sudah dilahirkanya, ada juga yang tega membuang anaknya ke tong sampah, atau dihanyutkan di sungai.
Tentu masih banyak orang tua yang memiliki cinta kasih, kasih sayang dan kebijaksanaan pada anak-anaknya. Kebahagiaan Keluarga jauh diatas segalanya. Semoga Semua Bahagia adanya, semoga semua selalu damai, tentram dan bahagia.

Filosofi Kacamata

Filosofi Kacamata
Semua benda di dunia ini diciptakan mempunyai manfaat masing-masing. Tidak ada sebuah benda pun yang diciptakan tanpa adanya fungsi tertentu. Fungsi utama benda-benda tersebut diciptakan adalah untuk memudahkan hidup manusia. Mereka yang susah payah menciptakan sebuah benda tertentu, pasti menginginkan benda tersebut digunakan sesuai dengan tujuan penciptanya. Sebagai contoh, seseorang menciptakan remote televisi dengan tujuan agar orang-orang tidak perlu bersusah payah mengganti channel televisi secara manual, seseorang yang menciptakan hairdryer menginginkan kemudahan bagi orang lain untuk mengeringkan rambutnya secara cepat. Sekecil apapun benda tersebut, pasti mempunyai sebuah fungsi tertentu untuk mempermudah kehidupan manusia.
Lalu bagimana jika ternyata sebuah benda yang sering kita jumpai setiap hari dan jarang kita hargai ternyata mempunyai filosofi yang cukup mendalam untuk manusia? Kita sebagai manusia setidaknya harus mulai memikirkan benda-benda yang ternyata mempunyai sebuah filosofi yang mendalam jika kita dapat menelaahnya lebih jauh. Kacamata adalah salah satu benda yang mempunyai sebuah filosofi yang sangat mendalam jika kita sebagai manusia ingin mengambil sebuah hikmah dari kacamata.
Filosofi kacamata untuk kehidupan manusia ada 3. Jika ini dapat diterapkan pada sebuah kehidupan manusia, maka manusia tersebut akan menjadi manusia yang akan dihargai oleh semua orang yang, meskipun baru pertama mengenalnya.

Pelajaran Filosofi dari Buah Pepaya

Pelajaran Filosofi dari Buah Pepaya
Semua orang pasti tahu buah pepaya. Keistimewaan dari buah pepaya ini adalah cocok dimakan oleh semua orang tanpa terkecuali, baik yang sehat maupun yang sakit. Penyakit apapun yang diderita seseorang baik ringan maupun berat tidak ada pantangan jika mengkonsumsi buah pepaya. Harganya juga relatif terjangkau.

Jika kita mengamati Buah Pepaya dengan seksama, baik dari bentuk maupun warna dan juga isinya akan bisa diambil sebuah filosofi yang dapat menjadi sebuah wacana berfikir. Filosofi hanya sekedar terapan yang semoga saja bisa menjadi pemacu untuk berbuat kebaikan atau agar kita bisa berubah lebih baik lagi.

Jika dilihat secara sepintas bin sekilas, Warna hijau dari kulit buah pepaya dapat menggambarkan sebuah kedamaian, kemakmuran dan kesegaran yang akhirnya membuat banyak orang tergoda untuk menikmatinya isinya. Jika sudah sangat tergoda dan terbuai akan membuat kita setelah memetik terus membelahnya. Saat buah pepaya sudah dibelah akan muncul warna merah jingga dan juga ada biji hitamnya didalamnya. Warna daging buah pepaya yang merekah akan membuat semakin menggoda untuk segera mencicipi dan juga merasakan kelezatannya. Hmmmm pasti lezat dan nikmat.

Filosofi yang dapat diambil dari buah pepaya adalah tentang Masa depan kelak di kehidupan akherat. Warna kulit yang Hijau bisa jadi adalah jebakan kehidupan dunia. Kehidupan dunia yang kita jalani sering kali membuat kita semua tergoda untuk berbuat berbagai macam hal sesuai keinginan. Seringkali rambu-rambu / larangan ditabrak. Kadang malah tak menyadari bahwa itu hanya sebuah jebakan yang memancing hati dan juga nafsu untuk menikmati, padahal tidak tahu halal atau tidaknya.

Warna daging buah pepaya dapat diibaratkan seperti nyala api Neraka, sedang warna Hitam dari bijinya adalah gambaran orang yang terpanggang terbakar dari api neraka.
Pelajaran yang bisa diambil dari filosofi buah pepaya adalah jika kita tergiur dengan kemakmuran duniawi (kulit kehidupan yang hijau) kita terkadang lupa dengan kehidupan akhirat yang membuai kita sehingga jatuh dalam api neraka dan terpanggang didalamnya. Astaghfirullahhal'adhiim.... Marilah mawas diri dan tidak gampang tergoda dengan kemilauan dunia. Semoga kita terhindar dari siksaan api neraka. Selalu waspada dengan segala hal yang kita lakukan. Sesuatu yang enak/nikmat belum tentu juga berakibat yang baik. Ibarat makanan yang kita lahap, senikmat apapun akan berakhir menjadi sampah dan terbuang di kamar belakang.

Memahami Filosofi Sebuah Sapu Lidi

Memahami Filosofi Sebuah Sapu Lidi
Sudahkah Anda bersih-bersih pagi ini? Saya yakin pasti sudah. Kegiatan pembersihan memang tidak bisa lepas dari yang namanya alat kebersihan. Salah satunya adalah sapu lidi.

Sapu lidi adalah alat kebersihan yang selalu ada di rumah setiap orang. Mulai dari orang kaya atau orang yang hidup berkecukupan. Sapu lidi sangat mudah dibuat. Dengan berbahan dasar lidi atau Batang dari daun kelapa. Sapu lidi menjadi alat andalan bagi kita untuk membersihkuan halaman hingga tempat lain yang butuh perawatan.


Dibalik semua manfaatnya dari sapu lidi ternyata ada sebuah filosofi yang sangat tinggi yang tanpa saya sadari memberikan pelajaran akan hidup bagi kita semua.

Beberapa filosofi dari sebuah sapu lidi menurut saya adalah sebagai berikut  :

Sapu lidi memberikan filosofi jika kita bersatu Maka segala rintangan bisa diatasi.
Anda mungkin sepakat kalau kita menyapu hanya dengan menggunakan sebatang lidi tentu susahnya minta ampun. Apalagi sampah yang akan Anda bersihakn cukup banyak. Tentu semua itu tidak bakalan terjadi bila Anda menggunakan sapu lidi yang merupakan kumpulan beberapa Batang lidi diikat jadi satu. Dengan jumlah yang mencukupi maka kekuatan lidi itu akan bertambah sehingga sanggup membersihkan sampah.

Sama halnya dengan kehidupan kita saat ini. Apabila kita senantiasa berusaha bekerja sama maka berat akan terasa ringan. Pekerjaan sulit akan dengan mudah diselesaikan. Meskipun sekarang ini bisa kita lihat, masyarakat sudah mulai meninggalkan kebiasaan bergotong royong. Kebiasaan yang saling membantu sama lain di dalam mengerjakan tugas. Kebiasaan ini masih ada dibeberapa daerah. Salah satunya di desa saya sendiri. Yang terpenting semoga persatuan di dalam berbangsa dan bernegara kita masih tetap kokoh.
Sapu lidi memberikan filosofi "semakin tua sapu lidi semakin pendek, namun samakin kokoh"
Sapu lidi bila digunakan setiap hari untuk menyapu sampah, maka lambat laun sapu lidi akan semakin pendek. Walaupuun pendek, ternyata sapu lidi memiliki keunikan, ia akan semakin kokoh, kuat dan kaku. Sehingga bisa menyapu sampah dengan mudah karena sapu lidi tidak lemah gemulai.

Sama halnya didalam kehidupan ini. Sampah adalah masalah yang dihadapi dalam hidup. Bila kita sering menghadapi masalah dan bisa melaluinya dengan sabar maka kita akan menjadi sosok pribadi yang kuat. Sama halnya dengan sapu lidi yang sering dipakai. Semakin tua semakin kokoh.

Sapu lidi memang memberikan sebuah filosofi yang tinggi dalam hidup ini. Bila kita mau menggali dan menyadarinya maka niscaya kebijakan akan mengalir dalam hidup kita.

Marilah kita menjalani kehidupan ini dengan semangat dan jangan sering mengeluh. Hidup adalah kewajiban maka menjalaninya adalah sebuah keharusan.

Demikian artikel singkat tentang filosofi sapu lidi yang kadang tidak kita sadari. Semoga bermanfaat dan bila mana ada kesalahan penulisan kami mohon maaf. Jangan lupa nantikan artikel menarik lainnya.

PENGETAHUAN

PENGETAHUAN
Seandainya seseorang bertanya kepada kita bahwa dia tau bagaimana cara berbain gitar, makan seorang lainnya bertanya, apakah pengetahuan anda merupakan ilmu? Tentu saja dengan mudah dia dapat menjawab bahwa pengetahuan bermain gitar itu bukanlah ilmu, melainkan seni. Demikian juga sekiranya seseorang mengemukakan bahwa sesudah mati semua manusia akan di bangkitkan kembali, akan timbul pertanyaan serupa apakah pengetahuan tentang sesuatu yang bersifat transendental  yang menjorok keluar batas pengalaman manusia dapat disebut ilmu? Tentu saja jawabannya adalah “bukan,” sebab pengetahuan yang berhubungan dengan masalah semacam itu adalah agama pengetahuan pada hakikatnya merupakan segenap apa yang kita ketahui tentang suatu obyek tertentu, termasuk kedalamnya adalah ilmu, jadi ilmu merupakan bagian  dari pengetahuan yang di ketahui oleh manusia di samping berbagai pengetahuan lainnya seperti seni dan agama. Bahkan seorang anak kecil pun telah mempunyai berbagai pengetahuan sesuai dengan tahap pertumbuhan dan kecerdasannya.
Pengetahuan merupakan khasan kekayaan mental yang secara langsung atau tak langsung turut memperkaya kehidupan kita. Sukar untuk di bayangkan bagaimana kehidupan manusia seandainya pengetahuan itu tak ada, sebab pengetahuan merupakan sumber jawaban bagi berbagai pertanyaan yang muncul dalam kehidupan. Apa yang harus kita lakukan sekiranya anak kita demam panas dan menderita kejang? Lagu nina bobo apa yang harus kita lakukan agar dia tertidur lelap? Sekiranya insan yang sangat kita cintai itu ke,udian meninggalkan kita maka kemana kita mesti berpaling dalam kemelut kesedihan?
Tiap jenis pengetahuan pada dasarnya menjawab jenis pertanyaan tertentu yang diajukan. Oleh sebab itu agar kita dapat memanfaatkan segenap pengetahuan kita secara maksimal maka harus kita ketahui jawaban apa saja yang mungkin bisa di berikan oleh suatu pengetahuan tertentu. Atau dengan kata lain, perlu kita ketahui kepada pengetahuan mana suatu pertanyaan tertentu harus kita ajukan. 

KRETERIA KEBENARAN

KRETERIA KEBENARAN
Seorang anak kecil yang baru masuk sekolah, setelah tiga hari bersselang, mogok tidak mau belajar. Orang tuanya mencoba membujuk dia dengan segala macam daya, dari iming-imingan gula-gula sampai ancaman sapu lidi, semuanya sia-sia. Setelah di desak-desak akhirnya dia berterus terang, bahwa dia sudah kehilangan hasrat untuk belajar, sebab ternyata ibu gurunya adalah seorang pembohong.
“Coba ceritakan bagaimana ia berbohong,” pinta orang tuanya sambil tersenyum.
“Tiga hari yang lalu dia berkata bahwa 3 + 4 = 7. Kemarin dia berkata 6 + 1= 7. Bukankan semua ini tidak benar?”
Permasalahan yang sederhana ini membawa kita kepada apa yang disebut teori kebenaran. Apakah persyaratannya agar suatu jalan pikiran menghasilkan kesimpulan yang benar?
Tidak semua manusia mempunyai persyaratan yang sama terhadap apa yang di nggapnya benar, termasuk anak kecil kita tadi, yang dengan pikiran kekanak-kanakannya mempunyai criteria kebenaran tersendiri. Bagi kita tidak sukar untuk menerima kebenaran bahwa 3 + 4 = 7.  5 + 2 = 7 dan 6 + 1 = 7 sebab secara deduktif dapat di buktikan bahwa ke tiga pertanyaan tersebut adalah benar. Mengapa hal ini kita sebut benar? Sebab pernyataan dan kesimpulan yang di tariknya adalah konsisten dengan pernyataan dan kesimpulan terdahulu yang telah dianggap benar.
Dari kebenaran yang di dasarkan kepada kriteria tersebut di atas disebut teori koherensi. Secara sederhana dapat di simpulkan bawha beradasarkan teori koherensi suatu pernyataan di anggap benar bila pernyataan itu bersifat koheren atau konsisten drnga pernyataan-pernyataan sebelumnya yang di anggap benar. Bila kita menganggap bahwa “semua manusia pasti akan mati” adalah suatu pernyataan yang benar, maka pernyataan bahwa “si Polan adalah seorang manusia dan si Polan pasti akan mati” adalah benar pula, sebab pernyataan kedua adalah konsisten dengan pernyataan yang pertama.
Matematika ialah bentuk pengetahuan yang penyusunannya di lakukan pembuktian berdasarkan teori koheren. Sistem matematika disusun di atas beberapa dasar pernyataan yang di anggap benar yakni aksioma. Dengan mempergunakan beberapa aksioma maka di susun suatu teorema. Di atas teorema maka di kembangkan kaidah-kaidah matematika yang secara keseluruhan merupakan suatu sistem yang konsisten.

POSMODERNISME

POSMODERNISME
Filsafat posmodernisme tentang manusia sebetulnya hamper sama dengan filsafat strukturalisme. Kedua aliran ini boleh di sebut anti-humanisme, jika humanisme di pahami sebagai pengakuan atas keberadaan dan dominasi “aku” yang terlepas atau independen dari sistem atau situasi dan kondisi yang mengitari hidupnya. Faktanya tidak ada dan tidak mungkin ada “aku” atau “ego” yang unik dan mandiri, karena ia selalu hidup di dalam, dan di tentukan oleh, sejarah dan situasi sosial budaya yang mengungkungnya.
Akan tetapi, berbeda dari strukturalisme, diskusi-diskusi posmodernisme masuk ke dalam aspek-aspek kehidupan manusia yang lebih beragam dan aktual. Para posmodernis menentang bukan hanya dominasi “aku” yang seolah-olah bebas dan mampu melepaskan diri dari sistem sosial budayanya, tetapi juga menafikan dominasi sistem sosial, budaya, politik, kesenian, ekonomi, arsitektur, dan bahkan jender yang bersifat timpang dan menyeragamkan umat manusia. Menurut pandangan para posdernis, telah terjadi dominasi atau “kolonialisasi yang halus dan diam-diam” dalam semua aspek kehidupan manusia. “pelakunya” adalah sistem-sistem besar yang bersifat tunggal (the one) terhadap sistem-sistem kecil yang bersifat jamak (the plurals). The one identik dengan kebudayaan barat, sedangkan the plurals dengan kebudayaan timur. Misalnya saja dominasi nilai kesenian barat yang di anggap adi luhung terhadap kesenian yang berasal dari bangsa-bangsa timur dan atau Negara-negara berkembang. Hanya music klasik dari bach, Beethoven, Mozart, misalnya yang layak di sebut indah (bernilai seni tinggi), sedangkan musik-musik tradisional seperti angklung, dangdut, gamelan dianggap tidak indah atau kampungan (bernilai seni rendah). Contoh lain misalnya dalam hal dominasi dalam arsitektur. Hanya arsitektur barat (misalnya gaya spanyol) yang di anggap berkualitas, sedangkan arsitektur tradisional (misalnya arsitektur jawa atau batak) di nilai kurang bernilai. Ini berarti bahwa the one di anggap sangat penting dan dapat di jadikan referensi nilai-nilai universal, sedangkan the plurals tidak atau kurang penting sehingga harus berorientasi pada the one.

LOGIKA

LOGIKA
Alkisah, menurut cerita yang terdapat dari khasanah humor ilmiah, seorang peneliti ingin menemukan apa yang sebenarnya menyebabkan manusia itu mabuk. Untuk itu dia mengadakan penyelidikan dengan mencampur berbagai minuman keras. Mula – mula dia mencampur air dengan wiski luar negri yang setelah dengan habis diteguknya maka dia pun terkapar mabuk. Setelah siuman dia mencampur air dengar TKW, wiski local yang diminum di pinggir jalan sambil mengisap kretek, ternyata campuran ini pun, menyebabkan dia mabuk. Akhkirnya ia mencampur air dengan tuak yang juga, seperti kedua campuran terdahulu, menyebabkan dia mabuk. Berdasarkan penelitian itu maka dia menyimpulkan bahwa airlah yang menyebabkan manusia itu mabuk. 
Penalaran merupakan suatu proses berpikir yang membuahkan pengetahuan. Agar pengetahuan yang di hasilkan penalaran itu mempunyai dasar kebenaran maka proses berpikir itu harus di lakukan suatu cara tertentu. Suatu penarikan kesimpulan baru di anggap valid jika proses penarikan kesimpulan tersebut di lakukan menurut cara tertentu tersebut. Cara penarikan kesimpulan ini disebut logika, di mana logika secara luas dapat di definisikan sebagai “pengkajian unutk betpikir secara valid”. Terdapat bermacam-macam cara penarikan kesimpulan namun untuk suatu dengan tujuan studi yang memusatkan diri kepada penalaran ilmiah, kita akan melakukan penelaahan yang seksama hanya terhadap dua jenis cara penarikan kesimpulan, yakni logika induktif dan logika deduktif. Logika induktif erat hubungannya dengan penarikan kesimpulan dari kasus-kasus individual nyata menjadi kesimpulan yang bersifat umum. Sedangkan di pihak lain, kkita mempunyai logika deduktif, yang membantu kita dalam menarik kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat individual (khusus).

VITALISME

VITALISME
Vitalisme adalah paham di dalam filsafat yang beranggapan bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah energy, daya, kekuatan, atau nafsu yang bersifat irrasional atau tidak-rasional. Dengan memberi tekanan pada kenyataan yang tidak-rasional, maka vitalisme berbeda dari idealism dan sekaligus juga dari materialisme. Idealisme memandang kenyataan bersifat spiritual dan rasional, dan materialisme memandang kenyataan bahwa bersifat fisik (material). Vitalisme percaya bahwa kenyataan sejati pada dasarnya adalah berupa energy-energi, daya-daya, atau kekuatan-kekuatan non-fisik yang tidak-rasional dan instingtif (liar).
Vitalisme percaya bahwa seluruh akitivitas atau perilaku manusia pada dasarnya merupakan perwujudan dari energy-energi atau kekuatan-kekuatan yang tidak-rasional dan instingtif. Setiap keputusan atau perilaku manusia yang di anggap “rasional” pada dasarnya adalah rasionalisasi saja dari keputusan-keputusan yang tidak-rasional tersebut. Manusia merasa bahwa perilakunya seolah-olah di landasi oleh keputusan-keputusan yang rasional, tetapi sesungguhnya di dasari oleh energy, naluri, atau nafsu yang tidak-rasional. Rasio hanyalah alat yang berfungsi untuk merasionalisasikan hal-hal atau keputusan-keputusan yang sebetulnya tidak-rasional.
Acuan vitalisme terutama adalah ilmu biologi dan sejarah. Biologi mengajarkan bagaimana kehidupan di tentukan bukan oleh rasio, melainkan oleh kekuatan untuk bertahan hidup (survive) yang sifatnya tidak-rasional dan instingtif (liar). Agar organisme tetap bisa survive, maka tidak ada dan tidak di perlukan pertimbangan rasional, melainkan naluri untuk mempertahankan hidup. Tingkah laku hewan, dan semua jenis organisme, termasuk tingkah laku manusia, menunjukkan bagaimana energy yang bersifat instingtif tersebut sangat menentukan tingkah lakunya. Sejarah pun membuktikan hal yang sama: peristiwa-peristiwa penting yang menentukan jalannya sejarah dan peradaban umat manusia, seperti revolusi-revolusi, hamper selalu di garakkan oleh dorongan-dorongan atau energi-energi yang sangat tidak-rasional dan liar. Peristiwa-peristiwa tersebut bersumber dari energy yang tidak-rasonal, yang sering di namakan “kehendak buta,”  atau “kehendak untuk berkuasa”, atau Id. Hewan dan manusia, melalui kehendaknya yang tidak-rasional dan liar, justru lebih bisa mempertahankan hidupnya daripada menggunakan pikiran yang rasional. Dalam banyak kasus dan kejadian, pikiran-pikiran rasional tunduk atau menjadi alat untuk kehendak yang tidak-rasional.

EKSISTENSIALISME

EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme tidak membahas esensi manusia secara abstrak, melainkan secara spesifik meneliti kenyataan kongkret manusia sebagaimana manusia itu sendiriberada dalam dunianya. Eksistensialisme tidak mencari esensi atau substansi yang ada di balik penampakan manusia, melainkan hendak mengungkap eksistensi manusia sebagaimana yang di alami oleh manusia itu sendiri. Esensi atau substansi mengacu pada sesuatu yang umum, abstrak, statis, sehingga menafikan sesuatu yang konkret, individual, dan dinamis. Sebaliknya, eksistensi justru mengacu pada sesuatu yang konkret, individual, dan dinamis.
Eksistensi memiliki arti sebagai “sesuatu yang sanggup keluar dari keberadaannya” atau “sesuatu yang mampu melampaui dirinya sendiri.” Dalam kenyataan hidup sehari-hari tidak ada sesuatu pun yang mempunyai cirri atau karakter existere, selain manusia. Hanya manusia yang bereksistensi. Hanya manusia yang sanggup keluar dari dirinya, melampaui keterbatasan biologis dan lingkungan fisiknya, berusaha untuk tidak terkungkung oleh segala keterbatasan yang di milikinya. Oleh sebab itu, para eksistensialis menyebut manusia sebagai suatu proses, “menjadi”, gerak yang aktif dan dinamis.

Apa yang membedakan filsafat manusia dari ilmu-ilmu lain tentang manusia?

Apa yang membedakan filsafat manusia dari ilmu-ilmu lain tentang manusia?
Filsafat manusia berbeda dengan ilmu-ilmu lainnya yang mempelajari manusia. Mencari bagaimana akan menolong kita untuk melihat secara lebih jelas apa yang memang khas bagi filsafat dan metodenya.
                                           
Kesenian, kesusastraan, dan sinema mempergunakan bahasa yang jauh lebih konkret daripada ilmu-ilmu pengetahuan dan filsafat. Mereka terus menerus menggunakan gambar-gambar dan lambing-lambang. Mereka menciptakan karya-karya, tokoh-tokoh yang masing-masing mempunyai semacam kehidupan sendiri. Karya-karya dan tokoh-tokoh tersebut banyak memperkaya pengetahuan kita tentang manusia universal. Akan tetapi itu selalu terjadi melalui drama perorangan dan pribadi, peristiwa-peristiwa yang khusus (seperti Antigone, Hamlet, Lorenzacio), sedangkan filsafat berupaya untuk menarik secara langsung ketentuan-ketentuan universal yang ajek dari watak sifat manusia.
Sejarah mengisahkan kepada kita bagaimana orang-orang zaman dulu hidup. Sejarah mencoba menjelaskan mengapa dan bagaimana mereka itu berkelakuan seperti apa yang mereka lakuakan, dan semua itu memungkinkan kita untuk mengerti situasi umat manusia waktu itu. Akan tetapi, di sini pun apa yang di berikan kepada kita secara langsung adalah fakta-fakta khusus, apa yang diceritakan kepada kita adalah nasib-nasib dari individu-individu, kelompok-kelompok, dan negara-negara tertentu saja.
Adapun, teologi mengajar kita banyak tentang manusia, sejarahnya, dan tujuannya karena ia bertugas untuk meneruskan dan memperjelas apa yang Tuhan sabdakan tentang DiriNya sendiri dan tentang asal dan tujuan terakhir manusia. Akan tetapi, teologi tidak dapat menghargai kekayaan sabda Tuhan tanpa mempergunakan suatu konsepsi mengenai dunia serta pengertian manusia yang biasanya diambil dari filsafat.
  

DUALISME

DUALISME
Menurut aliran dualism, kenyataan sejati pada dasarnya adalah baik bersifat fisik maupun spirituan. Semua hal dan kejadian di alam semesta ini –apakah itu pergerakan binatang-gemitang di angkasa raya maupun perilaku dan berbagai kejadian dalam sejarah umat manusia- pada dasarnya tidak bisa diasalkan hanya pada satu substansi atau esensi saja. Tidak betul jika di katakan bahwa esensi kenyataan adalah sesuatu yang bersifat fisik material, karena banyak kejadian di dunia ini yang tidak bisa di jelaskan beradasarkan pada gejala – gejala yang bisa diukur oleh ilmu – ilmu alam atau diamati oleh panca indra. Tidak betul juga jika dikatakan bahwa esensi kenyataan adalah roh atau jiwa, karena siapapun tidak bisa menyangkal keberadaan dan kekuatan yang nyata dari materi. Yang betul adalah bahwa kenyataan sejati merupakan perpaduan antara materi dan roh
Apa yang merupakan esensi dari kenyataan adalah juga esensi dari manusia. Manusia adalah makhluk yang terdiri dari dua substansi, yakni materi dan roh., atau tubuh dan jiwa. Tubuh adalah substansi yang cirri atau karakteristik nya adalah berkeluasan (rex extensa), menempati ruang dan waktu. Karena karakteristik dari tubuh adalah rex extensa, maka siapapun bisa mengamati, menyentuh, mengukur, dan mengkuantifikasikan nya. Akal sehat dan ilmu – ilmu dalam organisme (tubuh) –apakah itu biolohi, fisiologi, atau ilmu kedokteran –mampu menjelaskan bahwa sebagian dari perilaku hewan dan manusia pada dasarnya merupakan fungsi dari tubuh (terutama sistem syaraf pusat). Ini berarti bahwa materi atau tubuh itu ada dan keberadaannya bersifat niscaya dan tidak bisa ditolak.
Akan tetapi, dengan diakuinya keberadaan tubuh, tidak berarti harus menolak keberadaan jiwa, meski tidak bisa diamati secara indrawi, tetapi bisa dibuktikan melalu rasio (pikiran) menurut Descartes, keberadaan jiwa, yang karakteristiknya adalah res cogitans (berpikir) jurus lebih jelas dan tegas dibandingkan dengan keberadaan tubuh. Untuk membuktikan pendapatnya tersebut, Descartes mengajak untuk merpikir secara skeptis. Mari kita meragukan keradaan apa aja yang bersifat fisik, tanpa kecuali –apakah itu keradaan computer didepan kita kekasih kita yang sedang berada di samping kita, kejadian – kejadian kemaren atau beberapa tahun yang lalu, atau bahkan keradaan tubuh kita sendiri. Semua hal itu bisa kita ragukan keradaannya. Misalkan saja, baik computer, kekasih, maupun tubuh kita itu ternyata tidak ada karena itu semua hanya halusinasi kita, atau hanya ada dalam mimpi kita, bukan kenyataan yang sebenarnya. Akan tetapi, ada satu hal yang tetap tinggal tidak bisa diragukan, meski kita berusaha keras untuk meragukannya. Hal yang tidak bisa ragukan keberadaannya itu “aku” yang sedang meragukan atau sedang berpikir. Descartes menyebutnya, “cogito ergo sum” – “aku berpikir (meragukan), maka aku ada”. Aku yang sedang berpikir atau meragukan itu di pastikan bukan materi,bukan sesuatu bersifat fisik. Sesuatu yang bersifat fisik, termasuk tubuh saya, bisa saya ragukan, misalnya seperti yang di alami oleh penderita skizofren tertentu yang meyakini bahwa tubuhnya adalah segumpal daging yang di pinjam dari planet lain. Kalau begitu, siapa saya yang sedang meragukan itu? Saya yang sedang meragukan adalah suatu substansi yang bersifat rohani, yang tidak bisa di amati tetapi ada dan selalu mengamati. Roh atau jiwa ini adanya bersifat mutlak dan tidak bisa di ragukan, meski sebagai sesuatu yang bersifat spiritual ia tidak menempati ruang dan waktu, tidak bisa di ukur, dihitung, atau di kuantifikasi sebagaimana materi.
Jika benar demikian maka esensi manusia tidak bisa lain adalah jiwa dan tubuh. Akan tetapi, bagaimana kita bisa memahami substansi yang tidak menempati ruang dan waktu? Ilmu pengetahuan mampu memahami benda-benda fisik termasuk sel-sel tubuh manusia, tetapi bagaimana mungkin ia mampu memahami jiwa manusia?

Bidang Kajian Filsafat ilmu pengetahuan

Bidang kajian filsafat ilmu pengetahuan
Filsafat sebagai suatu cara pencarian kebijakan memiliki cabang-cabangnya yang saling berkaitan. Lapangan akal pikiran dalam filsafat meliputi ontology, epistemology, dan aksiologi. Seperti dimaklumi, bahwa filsafat ilmu pengetahuan merupakan cabang dari filsafat yang bersifat otonom. Sejalan dengan hal itu, maka kajian filsafat ilmu pengetahuan adalah telaahan secara filsafat tentang hakikat ilmu pengetahuan. Adapun hakikat ilmu pengetahuan tersebut mengacu kepada jawaban terhadap pertanyaan: apa, bagaimana, dan untuk apa?
Pertanyaan pertama mengacu kepada jawaban tentang apa hakikat ilmu pengetahuan itu. Pertanyaan ini menuntut jawaban berupa substansi atau diri (hakikat) objek yang diketahui. Adapun pertanyaan berikutnya, yakni bagaimana, berhubungan dengan proses dan cara yang digunakan untuk menemukan dan memperoleh ilmu pengetahuan itu. Selanjutnya, jawaban dari pertanyaan untuk apa, terkaitdengan kegunaan atau pemanfaatan ilmu pengetahuan, yakni nilai kegunaan ilmu pengetahuan itu sendiri. Ketiga pertanyaan tersebut dijadikan bidang kajian filsafat ilmu pengetahuan, yakni ontology, epistemology, dan aksiologi.
Ontologi
Ontologi berasal dari kata yunani on (ada), dan ontos berarti keberadaan. Sedangkan logos berarti pemikiran. Jadi ontology adalah pemikiran mengenai yang ada dan keberadaannya. Kata yunani onto berarti “yang ada secara nyata”, kenyataan yang sesungguhnya. Ontology adalah ilmu yang mengkaji tentang hakikat ilmu. Hakikat apa yang dikaji. Dikemukakan pula bahwa ontology ilmu mengkaji apa hakikat ilmu pengetahuan, apa hakikat kebenaran rasional atau kebenaran deduktif dan kenyataan empiris yang tidak terlepas dari persepsi tentang apa dan bagaimana (yang) “ada” itu.
Adapun yang dimaksud dengan ontology adalah kajian yang memusatkan diri pada pemecahan esensi sesuatu atau wujud, tentang asas-asasnyadan relalitas. Asas-asas tentang sesuatu wujud yang nyata. Keberadaan dan realitasnya dapat dicermati dan ditangkap oleh panca indera manusia. Dengan demikian, ontology adalah telaah secara filsafat yang ingin menjawab objek apa yang telah ditelaah oleh ilmu? Bagaimana wujud hakiki dari objek tersebut? Bagaimana hubungan objek tersebut dengan daya tangkap manusia (seperti berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?.
Dalam pengertian yang lebih luas, secara garis besarnya, pengertian ontology dapat dirumuskan menjadi: 1) ontology adalah studi tentang arti “ada” dan “berada”, tentang ciri-ciri esensial dari yang ada dalam arti dirinya sendiri, menurut bentuknya yang paling abstrak. 2) ontology adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang tata dan struktur realitas dalam arti seluas mungkin, dengan menggunakan kategori-kategori seperti: ada atau menjadi, aktualitas atau potensialitas, nyata atau penampakan, esensi atau penampakan, kesempurnaan, ruang dan waktu, perubahan dan sebagainya. 3) ontology adalah cabang filsafat yang mencoba melukiskan hakikat terakhir yang ada, yaitu yang satu, yang absolute, bentuk abadi, sempurna, dan keberadaan segala sesuatu yang mutlak bergantung kepadaNya, dan 4) ontology adalah cabang filsafat yang mempelajari tentang status realitas apakah nyata atau semu, apakah pikiran itu nyata, dan sebagainya.

Epistemologi
Epistemology berasal dari kata yunani episteme yang berarti “pengetahuan”, “pengetahuan yang benar”, “pengetahuan ilmiah”, dan logos berarti teori. Dengan demikian, secara etimologis, epistemologis dapat diartikan sebagai teori ilmu pengetahuan. Sebagai cabang filsafat, epistemology menyelidiki asal, sifat, metode, dan bahasan pengetahuan manusia. Epistemology juga disebut sebagai teori pengetahuan (theory of knowledge). Epistemologi sebagai teori pengetahuan, membahas secara mendalam segenap proses yang terlihat dalam usaha kita untuk memperoleh pengetahuan. Sebab pengetahuan didapat melalui proses tertentu yang dinamakan metode keilmuan.
Secara lebih rinci cakupan etimologi dikemukakan jujun S. Surialsumantri: Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa ilmu? Bagaimana prosedurnya? Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapat pengetahuan yang benar? Apakah yang disebut kebenaran itu, dan apa kriterianya? Cara, teknik, dan sarana apa yang membantu kita mendapatkan pengetahuan berupa ilmu?.
Lebih jauh, epistemologi dapat didefinisikan sebagai cabang filsafat yang mempelajari asal mula atau sumber, struktur, metode, dan sahnya (validitas) pengetahuan. Bila dalam filsafat pertanyaan pokoknya adalah “apakah ada itu?”, maka dalam epistemologi pertanyaan pokoknya adalah “apa yang dapat saya ketahui”.
Aksiologi
Merujuk ke asal katanya, aksiologi tersusun dari kata bahasa Yunani axios dan logos. Axios berarti nilai dan logos artinya teori. Aksiologi adalah “teori tentang nilai”. Nilai merupakan realitas yang abstrak yang berfungsi sebagai daya pendorong atau prinsip-prinsip yang menjadi pedoman dalam hidup. Nilai menempati kedudukan penting dalam kehidupan seseorang, sampai pada suatu tingkat dimana sementara orang lebih siap mengorbankan hidup ketimbang mengorbankan nilai. Nilai dapat dilacak dari tiga realitas, yakni: pola tingkah laku, pola berpikir, dan sikap-sikap seorang pribadi atau kelompok.
Aksiologi diartikan sebagai teori nilai yang berkaitan dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Aksiologi berhubungan dengan penggunaaan ilmu pengetahuan. Seperti dimaklumi, bahwa ilmu pengetahuan ditujukan untuk kepentingan hidup manusia. Ilmu pengetahuan membantu manusia mengatasi permasalahan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan menguasai ilmu  pengetahuan, manusia mampu mengobservasi, memprediksi, memanipulasi, dan menguasai alam.
Sebagai contoh, musim hujan yang berkepanjangan akan mendatangkan banjir. Hasil observasi dari pengalaman berulang-ulang ini membawa pada kesimpulan tentang gejala ala mini. Berdasarkan kesimpulan tadi selanjutnya dapat diprediksi kapan musim hujan terjadi, dan dapat mengakibatkan banjir. Selanjutnya melalui pengalaman diketahui pula bahwa air selalu mengalir ke tempat yang rendah. Atas dasar pemahaman ini maka di buat saluran (manipulasi). Melalui saluran tersebut, luapan air akhirnya dapat diatasi. Gejala alam berupa banjir dapat dikuasai. Lebih dari itu dengan bantuan ilmu pengetahuan itu, luapan air dapat dimanfaatkan. Ilmu pengetahuan tentang air ini ternyata sudah lama dikenal manusia. Bahkan memasuki abad ke-20 kemampuan manusia merekayasa air telah melahirkan sedikitnya 20 cabang ilmu pengetahuan yang berkaitan langsung dengan air, atau hydrolic sciences.

Sombong Berujung Malu

Sombong Berujung Malu
Suatu hari, seorang filsuf pintar menaiki perahu kecil ke suatu tempat. Ia tidak sendiri, melainkan ditemani seorang nelayan. Perjalanannya cukup jauh, sehingga ia merasa bosan. Karena itu, ia pun mengajak ngobrol pada sang nelayan.
Filsuf bertanya pada nelayan, ”Kamu ngerti filosofi, gak?”
“Nggak tuh,” jawab nelayan.
“Wah! Sayang sekali, berarti kamu udah kehilangan setengah dari seluruh kehidupan.”
“Kalo matematika, ngerti gak?” Filsuf tersebut bertanya lagi.
“Nggak juga,” Si nelayan menyahut.
Filsuf itu menggelengkan kepalanya seraya berkata, “Kamu gak ngerti matematika? Berarti kamu udah kehilangan lagi setengah dari kehidupan.”
Si nelayan cuek. Ia terus mengerjakan tugasnya – mengendalikan kapal. Walau tak dipungkiri, hatinya agak sebal juga.
Tak lama kemudian ada badai. Angin dan ombaknya begitu besar. Perahu pun terombang-ambing. Bahkan perahu tersebut telah kemasukan air.
Sang filsuf nampak gemetar. Melihat lagak penumpangnya, sang nelayan bertanya, “Bisa berenang gak, Pak?”
Filsuf itu menggeleng, “Nggak.”
“Hahaha, berarti Bapak udah kehilangan separuh dari kehidupan!” Si nelayan tertawa puas.
“Please, tolong saya!”
“Minta tolong deh sama Allah Swt.”
“Allah Swt?” Filsuf bingung.
“Kenapa?” Sang nelayan ikut keheranan, “Jangan-jangan, Bapak juga tidak tahu Allah Swt?”
“Tidak.”
“Kalau begitu, siap-siap aja. Bapak akan kehilangan seluruh kehidupan!” pungkas nelayan begitu kapal hampir tenggelam.
Si filsuf memasang muka pucat, “…..”
Pesan moral:
Semestinya kelebihan itu membuat pemiliknya rendah hati, bukan malah sombong. Sebab, sehebat-hebatnya kita… tak semua hal bisa dikuasai dan digenggam. Lagipula masih ada yang lebih hebat. Entah itu makhluk lain atau tentu saja, Allah Swt, yang Maha Kuasa lagi Bijaksana.

Filosofi Bersepeda

Filosofi Bersepeda
Yang suka sepeda dan menjiwai, tahu bener akan cerita berikut:

Ada tanjakan ada turunan …

Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak … atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran … supaya efektif mencapai puncak … dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan …

Saat sedang menurun … janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem … kamu akan terjungkal dan makin terpuruk …

Ikuti alur jalannya … seimbangkan remnya … ambil momentum putarannya … hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang tenaga …

Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer … tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu …

Begitupula kehidupan … Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapatkan umur tersebut …

Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya … tapi bagaimana menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan yang menarik … yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya menggunakan sepeda untuk kita banggakan harganya …

Begitu pula kehidupan … Kehidupan bukan masalah harta yang kita dapatkan, tapi bagaimana memaknai harga yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal …

Ada pepatah Jawa bilang, “urip kuwi golek jeneng … ojo golek jenang” …

Terjemahan bebasnya, “hidup itu cari nama bukan cari makan..”, maksudnya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa.

Sama dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membelinya … bukan pada saat menaikinya … Bukankah menaikinya itu terlihat dan terasa lebih menarik …

“It is about the journey, not the destination … Because life is a journey …”

Filsafat Tikus Dapat Membunuh Singa

Filsafat Tikus Dapat Membunuh Singa
Didalam sebuah hutan, hiduplah seekor tikus ahli filsafat. Ia mengetahui satu hal yang tidak pernah diketahui hewan-hewan lain.. Ia yakin bahwa gelisah bisa membunuh seseorang. Sebab, gelisah bisa membunuh kebahagiaan, memadamkan kilauan cahaya dan menghilangkan kenyamanan. Selain itu,
kegelisahan juga bisa menghancurkan akal,
hati dan fisik.

Pada suatu hari, ia ingin mengajari teman-teman dan anak-anaknya dengan pelajaran tersebut. Tetapi sang tikus tidak ingin pelajarannya sekadar didengar dan dihafal saja. Ia ingin pelajaran itu dipraktekkan dan tertanam dalam sanubari.

Ketika sedang berceramah dihadapan hewan-hewan tersebut, tiba-tiba muncullah seekor singa. Tikus sang filosof kemudian berkata, "Tuan singa, aku hendak mengatakan sesuatu. Aku berharap engkau mau memberikan jaminan keamanan kepadaku."

Sang singa menjawab, "Aku menjamin keamananmu, wahai tikus yang pemberani."

Tikus kemudian berkata, "Dihadapan semua hewan-hewan ini, aku hendak menyatakan bahwa aku mampu membunuhmu jika engkau memberiku waktu selama sebulan penuh. Seluruh penghuni hutan ini akan melihat hal itu."

Mendengar hal itu, sang singa langsung tertawa. Dengan nada mengejek, dia berkata, "Engkau mau membunuhku?"

"Benar", jawab filosof tikus mantap dan percaya diri.

"Aku setuju. Tetapi jika engkau tidak bisa melakukannya, engkau akan kupancung didepan semua hewan. Waktunya sebulan mulai dari sekarang."

"Baik, aku setuju."

Sepuluh hari telah berlalu dan singa sama sekali tidak pernah memikirkan ancaman tikus tersebut. Akan tetapi, beberapa hari kemudian, terbersit dalam hatinya, "Apa yang sebenarnya hendak dilakukan oleh tikus itu? Kenapa ia kelihatan begitu meyakinkan? Bagaimana kalau ancaman itu benar-benar terjadi?"

Beberapa saat kemudian ia tertawa jungkir balik sambil berkata, "Bagaimana mungkin si tikus mampu membunuhku sedangkan aku punya anak-anak yang akan membelaku? Walaupun ia mengerahkan seluruh tikus yang ada sekalipun, tidak mungkin bisa membunuhku."
Beberapa hari kemudian, bisikan tersebut kembali hadir dalam benaknya. Untuk kali ini, ia merasakan bahwa bisikan tersebut terasa lebih kuat dari sebelumnya.

Waktu terus berjalan dan batas waktu yang ditentukan hampir berakhir. Sementara itu, sang tikus tidak datang untuk mencabut pernyataannya ataupun menyerah. Justru, filosof tikus malah terus mengumumkan ancamannya ke seluruh penghuni hutan.

Melihat kenyataan tersebut, sang singa terus berpikir, "Apakah filosof tikus mempunyai senjata yang ampuh atau telah mengumpulkan kekuatan yang luar biasa, atau membuat jebakan yang mematikan?"

Hari demi hari berganti dan pikiran-pikiran tersebut selalu muncul hingga membuat singa tidak doyan makan dan minum. Dia selalu memikirkan nasib dan akhir yang begitu mengerikan, seperti ancaman tikus tersebut.

Sebelum hari yang ditentukan tiba, tepatnya pada pagi hari yang keduapuluh lima , hewan-hewan menemukan singa tersebut telah mati didalam kandangnya.

Dia telah terbunuh oleh perasaan was-was dan ketakutan. Daging dan lemaknya telah terbakar oleh kesedihan yang ia rasakan, padahal sang tikus tidak pernah melakukan tipu muslihat atau merancang persengkongkolan apapun. Ia hanya mengetahui sebuah rahasia, bahwa menunggu musibah, memperkirakan bencana dan was-was terhadap sebuah tragedi adalah senjata ampuh yang bisa membunuh jagoan pemberani ataupun sang perkasa yang tidak punya rasa takut.
Jangan pernah menyia-nyiakan waktu.

Kebanyakan orang tidak pernah menghiraukan hari-hari yang dijalaninya, karena sibuk untuk masa depan. Cita-cita telah membuatnya lupa manisnya kehidupan yang sedang dia jalani. Yang ada hanyalah ketakutan akan masa depan. Mereka selalu resah dengan hari-
hari yang akan datang.

Mereka selalu berpikir bagaimana seandainya kehilangan pekerjaan? Bagaimana dia akan memberi makan anak-anak? Apa yang akan dia katakan kepada teman-teman? Serta bagaimana nasibnya kemudian?

Kalau kegelisahan mengenai hal-hal tersebut mampu diatasi, dia akan memikirkan hal-hal lain. Bagaimana seandainya dia menderita sakit, buta atau kaki buntung? Bagaimana bentuk tubuhnya nanti? Bagaimana dia akan menanggung semua itu?

Yang ada didalam kepala hanyalah musibah dan musibah. Barangkali, mobil yang dinaiki akan mengalami kecelakaan, barangkali pesawat yang ditumpangi akan jatuh, barangkali kapal yang ia naiki akan tenggelam dan barangkali saja bangunan tempat dia tinggal akan runtuh.

Dia pun takut kalau sampai hal-hal yang tidak diinginkan tersebut terjadi. Orang seperti ini akan menjadi mangsa empuk serigala buas bernama kegelisahan dan makanan lezat hantu bernama kesedihan.

Filosofi Hiu dalan Kehidupan

Filosofi Hiu dalam kehidupan
Untuk masakan Jepang, kita tahu bahwa ikan salmon akan lebih enak untuk dinikmati jika ikan tsb masih dalam keadaan hidup saat hendak diolah untuk disajikan. Jauh lebih nikmat dibandingkan dgn ikan salmon yg sudah diawetkan dgn es..

Itu sebabnya para nelayan selalu memasukkan salmon tangkapannya ke suatu kolam buatan agar dlm perjalanan menuju daratan salmon2 tsb tetap hidup.
Meski demikian pada kenyataannya banyak salmon yg mati di kolam buatan tsb..

Bagaimana cara mereka menyiasatinya..??
Para nelayan itu memasukkan seekor hiu kecil dikolam tsb.. Ajaib..!!
Hiu kecil tsb 'memaksa' salmon2 itu terus bergerak agar jangan sampai dimangsa..
Akibatnya jumlah salmon yg mati justru menjadi sangat sedikit..!!

Diam membuat kita mati..!

Bergerak membuat kita hidup...!!

Apa yg membuat kita diam??
Saat tidak ada masalah dlm hidup dan saat kita berada dlm zona nyaman..
Situasi seperti ini kerap membuat kita terlena..
Begitu terlenanya sehingga kita tdk sadar bahwa kita telah mati..!!
Ironis, bukan..??

Apa yg membuat kita bergerak..??
Masalah.. Tekanan Hidup.. dan Tekanan Kerja..
Saat masalah datang secara otomatis naluri kita membuat kita bergerak aktif dan berusaha mengatasi semua pergumulan hidup itu..
Tidak hanya itu, kita menjadi kreatif, dan potensi diri kitapun menjadi berkembang luar biasa..
Ingatlah bahwa kita akan bisa belajar banyak dlm hidup ini bukan pada saat keadaan nyaman, tapi justru pada saat kita menghadapi badai hidup..

Itu sebabnya syukurilah 'hiu kecil' yg terus memaksa kita utk bergerak dan tetap survive..

Masalah hidup adalah baik, karena itulah yg membuat kita terus bergerak. Hiu-hiu kecil itu bisa diumpamakan siapa dan apa saja dalam hidup kita...

Jangan jatuh walaupun kita dijatuhkan oleh orang lain. Justru efeknya bisa membuat kita bangkit menjadi luar biasa.

Filosofi Hujan

Filosofi Hujan
Hujan, sesuatu yang ditunggu-tunggu kedatangannya ketika panas tengah mendera. Namun ketika ia tiba, banyak orang yang terjebak dalam kenangan, katanya. Padahal kenangan atau genangan?
Mungkin genangan disini memiliki makna masing-masing, termasuk kenangan. Tetapi apa yang menyebabkan pemikiran tentang kenangan?
Mungkin rintikan hujan memberi filosofi tersendiri, entahlah sudah sedari dulu memang begitu. Memberikan nuansa yang memang berbeda, sejenak pemikiran mulai melayang dan membiarkan memori memutar kembali isi-isi perjalanan yang tengah terpatri. Namun pernahkah berpikir selain dari memori yang lalu-lalu? Berhenti sejenak dari hal-hal yang membuat kita terpaku pada masa lalu.
Hujan, perihal menawan yang hangat dibicarakan. Bicara tentang hangat, sesungguhnya kita kembali pada “panas” itu sendiri. Hangat sangat dekat dengan panas, ujung-ujungnya memang berputar dan kembali. Memang terserah sudut pandang yang mana kita menyimpulkan peristiwa hujan. Tetapi aku percaya, bahwa hujan adalah bagian dari kehidupan. Tentu saja, banyak disebutkan dalam Alquran bahwa hujan adalah sumber dari penghidupan. Dan kehidupan pasti terus berjalan, namun ianya memiliki fase-fase yang telah ditentukan. Ada kehidupan pastilah akan ditemuinya sebuah nama yang kata orang ini sangat menyedihkan, lebih menyedihkan dari sekadar perpisahan. Ia bernama “kematian”. Ya, kematian. Dan kisah perjalanan kita nantinya akan berakhir seperti apa? Masih ingat dengan panas? Akankah kita akan terjerambab dalam panas yang lebih dahsyat lagi ataukah bisa menghela dengan bahagia di surga-Nya?
Inilah yang dimaksud sebagai filosofi tersendiri, filosofi masa depan. Dan ingatkah bahwa masa depan kita masih ada kehidupan? Sejatinya kehidupan di dunia hanyalah sementara dan kehidupan abadi akan ada setelah ini.
Tak melulu berkutat pada masa lalu, tetapi mengenai rindu dan do’a-do’a yang menggema sangat ditunggu… Rindu pada Tuhanmu dan Rosulmu, berikan persiapan terbaik dari hamba yang katanya cinta tiada terkira. Membuat genangan sendiri sebagai bentuk ekspresi syukur melalui dzikir dan mengaji ayat suci setiap hari. 

Filosofi Hidup Seekor Burung Rajawali

Filosofi Hidup Seekor Burung Rajawali
Rajawali adalah burung yang secara luas diketahui memiliki penglihatan yang sangat baik dibandingkan dengan manusia. Hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk melihat obyek atau yang dinamakan fotoreseptor di retina matanya (mampu untuk fokus lebih dari 1.000.000 per mm persegi, sedangkan manusia hanya 200.000 saja). Ini berarti 5x lebih tajam daripada penglihatan manusia. Ia merupakan unggas terbesar di di angkasa, dengan bentangan sayap bisa mencapai 3 meter.
Rajawali berusia panjang karena dapat hidup sampai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu seekor Rajawali harus membuat keputusan besar pada usianya yang ke-40 tahun. Di usianya yang ke-40 tahun kondisi bulu-bulunya sudah bertumbuh terlalu lebat dan paruhnya pun sudah rapuh dan retak-retak. Ini menyebabkan ia semakin sulit bergerak dan mencari makanan, apalagi untuk mempertahankan hidup dari lawannya. Di situasi ini Rajawali hanya mempunyai 2 pilihan: Menunggu kematian akibat kondisi fisik yang menua atau menjalani proses peremajaan dirinya yang menyakitkan.
Luar biasanya ia memiliki kesempatan hidup kedua melalui peremajaan fisiknya. Dia dapat pulih kembali seperti saat muda. Namun proses pemulihan untuk kembali seperti sediakala ini akan berlangsung kurang lebih selama 6 bulan. Untuk itu ia harus terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tebing tinggi, berdiam tinggal di sana selama proses berlangsung. Ia harus menyendiri agar hidupnya tidak terancam oleh predator lain.
Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu agar paruh tua tersebut terlepas dari mulutnya. Dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru yang lebih kuat. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yg baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yg panjang, meletihkan dan menyakitkan. Namun 6 bulan kemudian, bulu-bulu yang baru sudah tumbuh. Ia mulai dapat terbang kembali.
Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi muda!
Apa lagi kekuatan dari seekor Burung Rajawali?
Tidak seperti burung lain yang apabila terbang harus mengepakkan sayapnya, maka Burung Rajawali terbang dengan mengembangkan sayapnya dan memanfaatkan angin yang kencang untuk terbang melayang-layang. Oleh sebab itu, Burung Rajawali tidak takut pada badai kencang, malah ia justru menyambutnya dan menikmati dahsyatnya hembusan itu untuk melanglang buana dan mencari mangsa. Dia akan terbang sekuat-kuatnya menempatkan diri di atas badai kencang, agar ia tidak tersapu ke dalamnya.
Burung Rajawali berburu dengan cara yang unik. Sebagai predator terbesar di angkasa, Burung Rajawali tidak terbang mendekat dengan perlahan. Namun ia terbang melayang di ketinggian sambil memonitor mangsanya. Penglihatannya yang super tajam, 5x ketajaman mata manusia, memungkinkan ia mengawasi dari kejauhan dengan akurat. Kondisinya yang berada di ketinggian menguntungkan dia, karena mangsa pun  jadi tidak bisa mengendus keberadaannya. Ketika keadaan dirasanya sudah pas, maka ia akan menukik dengan kencang, merapatkan seluruh tubuhnya dengan memanfaatkan puntiran angin dan gravitasi, fokus tanpa suara, hingga dengan seketika ia sudah menyergap mangsanya dengan cepat sekali.