Selasa, 06 Desember 2016

Filsafat sebagai ajaran hidup


FILSAFAT SEBAGAI AJARAN HIDUP
Apabila filsafat dijadikan suatu “ajaran hidup”, maka ini berarti bahwa orang mengharapkan dari filsafat itu dasar-dasar ilmiah yang dibutuhkannya untuk hidup.
Filsafat diharapkan memberikan petunjuk-petunjuk tentang bagaimana kita harus hidup untuk menjadi manusia sempurna, yang baik, yang susila, dan bahagia. Jadi tidak hanya ilmu pengetahuan yang teoritis saja, melainkan yang praktis juga, artinya yang mencoba menyusun aturan-aturan yang harus dituruti agar hidup kita mendapat isi makna dan nilai. Dan ini sesuai dengan arti “filsafat” sebagai usaha mencari kebijaksanaan, yang meliputi baik pengetahuan dan pemahaman yang mendalam (insight) maupun sikap hidup yang “benar” yang sesuai dengan pengetahuan itu..
Sebenarnya pada hakikatnya keinginan yang terdapat dalam hati kita itu tidak hanya dorongan untuk mengerti saja. Itu hanya satu aspek saja, satu fungsi saja, meskipun satu fungsi yang sangat penting bagi keseluruhan manusia. Karena itu dorongan untuk mengerti bagaimanakah sebenarnya hakikat kenyataan itu, bagaimanakah hakikat manusia itu untuk dapat hidup menurut kebenaran itu. Inilah yang menyebabkan filsafat berarti mencari pandangan hidup, mencari pegangan dan pedoman hidup.
Maka tidak mengherankan bahwa filsafat dalam sejarahnya dipandang sebagai ajaran hidup juga. Demikian halnya misalnya pada zaman dulu antara lain pada masa Pythagoras, Plato dan lain-lain.
Dalam kalangan suku jawa dorongan ini kerapkali terlihat dalam ucapan yang menganjurkan supaya manusia mengerti “sariro sejati” (apakah dia sebenarnya). Bahkan dikatakan bahwa manusia, jika hendak mengerti “sasiro sejati” itu harus mengerti “pati seseliran”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar