Senin, 26 Desember 2016

Filosofi Hidup Seekor Burung Rajawali

Filosofi Hidup Seekor Burung Rajawali
Rajawali adalah burung yang secara luas diketahui memiliki penglihatan yang sangat baik dibandingkan dengan manusia. Hal ini disebabkan oleh kemampuan untuk melihat obyek atau yang dinamakan fotoreseptor di retina matanya (mampu untuk fokus lebih dari 1.000.000 per mm persegi, sedangkan manusia hanya 200.000 saja). Ini berarti 5x lebih tajam daripada penglihatan manusia. Ia merupakan unggas terbesar di di angkasa, dengan bentangan sayap bisa mencapai 3 meter.
Rajawali berusia panjang karena dapat hidup sampai 70 tahun. Tapi untuk mencapai umur itu seekor Rajawali harus membuat keputusan besar pada usianya yang ke-40 tahun. Di usianya yang ke-40 tahun kondisi bulu-bulunya sudah bertumbuh terlalu lebat dan paruhnya pun sudah rapuh dan retak-retak. Ini menyebabkan ia semakin sulit bergerak dan mencari makanan, apalagi untuk mempertahankan hidup dari lawannya. Di situasi ini Rajawali hanya mempunyai 2 pilihan: Menunggu kematian akibat kondisi fisik yang menua atau menjalani proses peremajaan dirinya yang menyakitkan.
Luar biasanya ia memiliki kesempatan hidup kedua melalui peremajaan fisiknya. Dia dapat pulih kembali seperti saat muda. Namun proses pemulihan untuk kembali seperti sediakala ini akan berlangsung kurang lebih selama 6 bulan. Untuk itu ia harus terbang ke atas puncak gunung untuk kemudian membuat sarang di tebing tinggi, berdiam tinggal di sana selama proses berlangsung. Ia harus menyendiri agar hidupnya tidak terancam oleh predator lain.
Pertama, ia harus mematukkan paruhnya pada batu agar paruh tua tersebut terlepas dari mulutnya. Dan kemudian menunggu tumbuhnya paruh baru yang lebih kuat. Dengan paruh yang baru tumbuh itu, ia harus mencabut satu persatu cakar-cakarnya dan ketika cakar yg baru sudah tumbuh, ia akan mencabut bulu badannya satu demi satu. Suatu proses yg panjang, meletihkan dan menyakitkan. Namun 6 bulan kemudian, bulu-bulu yang baru sudah tumbuh. Ia mulai dapat terbang kembali.
Dengan paruh dan cakar baru, ia mulai menjalani 30 tahun kehidupan barunya dengan penuh energi muda!
Apa lagi kekuatan dari seekor Burung Rajawali?
Tidak seperti burung lain yang apabila terbang harus mengepakkan sayapnya, maka Burung Rajawali terbang dengan mengembangkan sayapnya dan memanfaatkan angin yang kencang untuk terbang melayang-layang. Oleh sebab itu, Burung Rajawali tidak takut pada badai kencang, malah ia justru menyambutnya dan menikmati dahsyatnya hembusan itu untuk melanglang buana dan mencari mangsa. Dia akan terbang sekuat-kuatnya menempatkan diri di atas badai kencang, agar ia tidak tersapu ke dalamnya.
Burung Rajawali berburu dengan cara yang unik. Sebagai predator terbesar di angkasa, Burung Rajawali tidak terbang mendekat dengan perlahan. Namun ia terbang melayang di ketinggian sambil memonitor mangsanya. Penglihatannya yang super tajam, 5x ketajaman mata manusia, memungkinkan ia mengawasi dari kejauhan dengan akurat. Kondisinya yang berada di ketinggian menguntungkan dia, karena mangsa pun  jadi tidak bisa mengendus keberadaannya. Ketika keadaan dirasanya sudah pas, maka ia akan menukik dengan kencang, merapatkan seluruh tubuhnya dengan memanfaatkan puntiran angin dan gravitasi, fokus tanpa suara, hingga dengan seketika ia sudah menyergap mangsanya dengan cepat sekali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar