Senin, 26 Desember 2016

Makna "kita! Lo aja Kali!" Dari Sudut Pandang Filsafat Politik

Makna “Kita! Lo aja Kali!” Dari Sudut Pandang Filsafat Politik
Sangat menarik jika kita memperhatikan logika bahasa dalam bahasa Indonesia belakangan ini. Suatu istilah guyonan baru muncul begitu saja di tengah dunia kita. Istilah ini sepertinya dimulai dari kaum muda dilihat dari struktur bahasa dan jenis bahasanya yang condong ke bahasa gaul. “Kita? Lo Kali?”

Istilah ini jika diperhatikan sangat menarik karena ini sangat berguna ketika kita berada dalam sebuah diskusi. Dalam sebuah diskusi, seringkali seseorang mereferensi diri sebagai “kita”. Menggunakan kata kita dalam sebuah rapat misalnya seakan mewakilkan diri sebagai suara dari mayoritas. Kita sebagai suku, kita sebagai bangsa, kita sebagai kelompok. Kata kita merupakan kata yang bisa mencakup saya dan kamu, namun bisa juga menegasikan kamu sebagai bagian dari kita.


Kadang menjengkelkan ketika kita melihat seseorang mereferensi diri sebagai kita. Seakan-akan orang-orang telah direduksi pendapatnya dan opininya menjadi bagian dari sebuah kelompok. Suara itu menjadi suara yang mewakilkan secara keseluruhan. Baik apabila pendapat-pendapat itu memang sama, apabila tidak?

Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sangat menjunjung tinggi kebersamaan. Kita menganut prinsip gotong-royong artinya melakukan segala sesuatu bersama. Ini adalah nilai yang luhur dan sangat menarik dalam kebudayaan kita. Namun demikian saya lumayan tidak senang kalau prinsip macam ini selalu dilakukan. Seperti ronda, seindah apapun itu, rasanya satpam jauh lebih rapi. Belum lagi prinsip musyarawarah mufakat, dimana suatu keputusan yang diambil harus memuaskan semua pihak. Padahal bisa jadi suara yang didapat hasil aklamasi dimana suara mayoritas dikalahkan suara-suara vokal. Keputusan yang parsial kemudian diungkapkan sebagai universal.

Tapi menurut saya kesadaran individualistis mulai muncul, terutama di kalangan mudanya. Berkat pendidikan dan informasi di segala segi, masyarakat indonesia semakin terpapar oleh pola pikir barat. Pola pikir yang tidak selamanya buruk.

Ketika kita merasa bahwa seseorang menjadikan pendapatnya umum dan mewakili keseluruhan, padahal itu pendapat pribadi yang tak semua orang setuju. Anda bisa bilang “Kami!? Lo aja kali!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar