Senin, 26 Desember 2016

Pelajaran Filosofi dari Buah Pepaya

Pelajaran Filosofi dari Buah Pepaya
Semua orang pasti tahu buah pepaya. Keistimewaan dari buah pepaya ini adalah cocok dimakan oleh semua orang tanpa terkecuali, baik yang sehat maupun yang sakit. Penyakit apapun yang diderita seseorang baik ringan maupun berat tidak ada pantangan jika mengkonsumsi buah pepaya. Harganya juga relatif terjangkau.

Jika kita mengamati Buah Pepaya dengan seksama, baik dari bentuk maupun warna dan juga isinya akan bisa diambil sebuah filosofi yang dapat menjadi sebuah wacana berfikir. Filosofi hanya sekedar terapan yang semoga saja bisa menjadi pemacu untuk berbuat kebaikan atau agar kita bisa berubah lebih baik lagi.

Jika dilihat secara sepintas bin sekilas, Warna hijau dari kulit buah pepaya dapat menggambarkan sebuah kedamaian, kemakmuran dan kesegaran yang akhirnya membuat banyak orang tergoda untuk menikmatinya isinya. Jika sudah sangat tergoda dan terbuai akan membuat kita setelah memetik terus membelahnya. Saat buah pepaya sudah dibelah akan muncul warna merah jingga dan juga ada biji hitamnya didalamnya. Warna daging buah pepaya yang merekah akan membuat semakin menggoda untuk segera mencicipi dan juga merasakan kelezatannya. Hmmmm pasti lezat dan nikmat.

Filosofi yang dapat diambil dari buah pepaya adalah tentang Masa depan kelak di kehidupan akherat. Warna kulit yang Hijau bisa jadi adalah jebakan kehidupan dunia. Kehidupan dunia yang kita jalani sering kali membuat kita semua tergoda untuk berbuat berbagai macam hal sesuai keinginan. Seringkali rambu-rambu / larangan ditabrak. Kadang malah tak menyadari bahwa itu hanya sebuah jebakan yang memancing hati dan juga nafsu untuk menikmati, padahal tidak tahu halal atau tidaknya.

Warna daging buah pepaya dapat diibaratkan seperti nyala api Neraka, sedang warna Hitam dari bijinya adalah gambaran orang yang terpanggang terbakar dari api neraka.
Pelajaran yang bisa diambil dari filosofi buah pepaya adalah jika kita tergiur dengan kemakmuran duniawi (kulit kehidupan yang hijau) kita terkadang lupa dengan kehidupan akhirat yang membuai kita sehingga jatuh dalam api neraka dan terpanggang didalamnya. Astaghfirullahhal'adhiim.... Marilah mawas diri dan tidak gampang tergoda dengan kemilauan dunia. Semoga kita terhindar dari siksaan api neraka. Selalu waspada dengan segala hal yang kita lakukan. Sesuatu yang enak/nikmat belum tentu juga berakibat yang baik. Ibarat makanan yang kita lahap, senikmat apapun akan berakhir menjadi sampah dan terbuang di kamar belakang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar