Selasa, 04 Oktober 2016

Filsafat dari kehidupan sehari hari

    Dari Socrates kita menemukan suatu cara berfilsafat yang bisa dengan mudah kita lakukan. Socrates disebut filsuf sejati karena ia tidak menjadikan filsafat sebagai teori-teori yang ruwet dan membosankan. Socrates menjadikan kehidupan sehari-hari sebagai dasar dan tujuan kegiatan berfilsafat. Tidak ada istilah yang ruwet dalam kegiatan berfilsafat ala Socrates. Semua orang bisa melakukannya. Tentu saja, semua orang dapat melakukannya.
     Alasan pertama , semua orang memiliki dunia kehidupannya. Dunia kehidupan ini belum tentu telah dijalani dengan baik sehingga menghasilkan kebahagiaan yang tulus. Bisa saja dunia kehidupan itu dilakukan dengan terpaksa atau menuruti kebiasaan orang kebanyakan. Dengan begitu bisa dipastikan tidak dapat menghasilkan kebahagiaan. Inti dialig adalah melahirkan kesadaran hidup baik dari diri sendiri dan kawan bicara. Bagaimana orang harus hidup merupakan urusan semua orang. Karena itu dialog dengan tujuan hidup baik penting bagi siapapun.
     Alasan kedua, semua orang memiliki kegelisahan akan kehidupan yang terus menerus dibayangi kegelisahan atau ketidakpuasan. Namun ketidakpuasan ini jarang terungkap, seringkali kita menganggapnya sebagai gejala kejiwaan yang biasa-biasa saja. Jadi tak pernah dipersoalkan. Lama kelamaan ketidakpuasan itu terus menumpuk dan menghasilkan kesadaran palsu, kita jadi teramat pemarah tanpa alasan yang jelas atau menjadi sangat pemalas. Kita jadi pemarah karena ketidakpuasan yang telah menumpuk itu tak menemukan cara pembebasannya, ia terkurung dan ingin diekpresikan. Namun sekian lama tidak dibahaskan membuat kesadaran itu menjadi sulit dipahami. Pada saat itu yang muncul adalah emosi-emosi yang tak  karuan sebabnya. Demikianpun dengan rasa malas, biasanya rasa malas bermula dari keputusasaan, karena hidup selalu tidak memuaskan maka tak perlu lagi ada usaha. Dialog model Socrates merupakan pembebasan.
     Alasan ketiga, semua orang memiliki pertanyaan tehadap dunia kehidupannya. Juga memiliki sejumlah gagasan dan impian mengenai bagaimana cara hidup yang bahagia. Metode Socrates membutuhkan kejujuran terhadap apa yang dialami, dipikirkan dan dilakukan untuk dikemukakan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan dan rumusan-rumusan sederhana. Metode Socrates tidak membutuhkan pertanyaan yang ruwet atau jawaban yang ilmiah. Pertanyaan atau jawaban yang baik adalah pertanyaan atau jawaban yang berasal dari pengalaman kehidupan. Pertanyaan arau jawaban yang berasal dari teori merupakan kebiasaan kaum sofis, ini ditentang oleh Socrates.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar