Kamis, 13 Oktober 2016

Belajar bergaul dan bekerja dalam kelompok sebaya

BELAJAR BERGAUL DAN BEKERJA DALAM KELOMPOK SEBAYA
Tugas perkembangan ini menuntut anak usia SD untuk belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial diantara teman sebaya, belajar berteman dan bekerja dalam kelompok, dalam rangka mengembangkan kepribadian sosial.

    Untuk dapat melaksanakan tugas perkembangan ini, anak harus memiliki keterampilan fisik dan penampilan fisik yang diterima bagi hubungan baik dengan teman sebaya.

     Pada masa anak usia SD, anak-anak mulai keluar dari lingkungan keluarga dan mulai memasuki dunia teman sebaya. Peristiwa ini merupakan perubahan situasi dari suasana emosional yang aman dengan hubungan yang erat dengan ibu dan anggota keluarga lainnya kedalam dunia baru yang menuntut anak pandai menempatkan diri diantara teman sebaya yang sedikit banyak akan berlomba dalam menarik perhatian guru. Anak-anak hendaknya belajar memperoleh kepuasan yang lebih banyak dari kehidupan sosial bersama teman sebayanya.

    Proses pembelajaran dalam memasuki kelompok sebaya merupakan proses pembelajaran “kepribadian sosial” yang sesungguhnya. Anak-anak belajar cara-cara mendekati orang asing, malu-malu atau berani, menjauhkan diri atau bersahabat. Anak belajar bagaimana memperlakukan teman-temannya. Ia belajar apa yang disebut bermain jujur (fair play) dalam permainan. Seseorang yang telah mempelajari kebiasaan-kebiasaan sosial tersebut, cenderung melanjutkannya dalam seluruh kehidupannya. Oleh karena itu, perilaku sosial anak usia 9 atau 10 tahun akan menggambarkan perilaku sosial yang akan dilakukan pada usia 50 tahunan.

     Dalam masyarakat, anak-anak biasanya mempelajari tugas-tugas perkembangan ini dalam kelompok jenis kelamin campuran. Anak-anak kalangan tertentu memiliki keterbatasan dalam melakukan kontak sosial. Hal ini disebabkan oleh pengawasan keluarga terhadap teman bermainnya dan oleh lingkungan tempat tinggal, yang pada umumnya menentukan pilihan sekolah dan hubungan kekerabatan dengan tetangga. Anak-anak pada kelas bawah biasanya memiliki pilihan dan kontak sosial yang lebih bebas disbanding anak-anak kelas menengah.

     Pemenuhan tugas perkembangan ini membawa implikasi terhadap penyelenggaraan pendidikan disekolah. Sekolah merupakan tempat yang kondusif bagi kebanyakan siswa untuk belajar bergaul dan bekerja bersama teman sebaya. Bagi guru memberi perhatian atau tidak, anak-anak tetap menunjukan kepedulian yang besar terhadap tugas perkembangan ini. Sering kali kunci untuk memahami kesulitan anak dalam pelajaran atau perilaku melanggar tata tertib sekolah, bergantung pada tingkat pengetahuan terhadap pencapaian tugas-tugas perkembangan ini.
Guru hendaknya terampil dalam mempelajari dan memahami budaya teman sebaya pada lingkungan sekolah dan masyarakat. Guru dapat menggunakan sosiometri untuk mempelajari struktur sosial dikelas tertentu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar